Selasa, Oktober 27, 2009

Finishing Mebel



Apakah finishing mebel?

Finishing mebel berasal dari bahasa asing yaitu furniture finishing yang dapat diartikan secara sederhana sebagai pengerjaan tahap akhir dari proses pembuatan produk mebel. Proses finishing biasanya meliputi pengamplasan, pengecatan dan pemolesan. Umumnya finishing mebel diartikan sebagai proses pengecatan mebel, sedangkan bahan finishing mebel disebut cat mebel. Seperti juga proses pembuatan mebel di Indonesia yang telah berkembang menjadi suatu industri modern, finishing mebel juga ikut berkembang menjadi suatu proses industri modern.

Kalau dulu pengecatan mebel merupakan pekerjaan yang dikerjakan para tukang dengan alat dan bahan sederhana. Saat ini, sebagian besar finishing dikerjakan dengan proses industri yang menggunakan alat dan berbagai bahan finishing modern.

Perkembangan industri ini lebih dipacu dengan masuknya pelaku-pelaku bisnis luar negeri yang berbisnls di Indonesia. Para buyers yang membeli produk mebel di Indonesia, selain mencari keuntungan juga membawa teknologi pembuatan mebel baik langsung ataupun tak langsung.

Beberapa pelaku bisnis asing bahkan ikut memberi konsultasi tentang cara meningkatkan kualitas dan kecepatan proses produksi mebel. Bagi beberapa buyer, salah satu unsur pokok dari suatu produk mebel adalah kualitas finishing. Mau tidak mau pabrik-pabrik mebel harus meningkatkan kualitas finishingnya agar memenuhi keinginan buyers.

Dua fungsi finishing

Pada dasarnya finishing memiliki 2 fungsi yang harus dipenuhinya, yaitu keindahan (estetika) dan perlindungan (proteksi). Yang dimaksud dengan keindahan adalah finishing harus dapat membuat produk mebel indah dan menarik. Sedangkan fungsi perlindungan adalah finishing harus cukup kuat dan dapat memenuhi kualifikasi dari produk mebel yang diinginkan.

Untuk ini ada berbagai tes yang biasa dilakukan terhadap kualitas finishing mebel, seperti tes daya rekat (adhesion test), ketahanan terhadap air, ketahanan terhadap bahan-bahan kimia tertentu, ketahanan terhadap suhu panas atau dingin, ketahanan terhadap cuaca, dan tes terhadap jumlah emisi gas racun yang dihasilkan.

Kualifikasi ketahanan dan kualitas finishing sangat tergantung dari fungsi produk mebel itu. Finishing indoor furniture harus mudah dibersihkan, tak menempel pada pakaian dan tak beracun. Finishing meja makan dan peralatan dapur (kitchen cabinet) harus tahan terhadap minyak, saus, dan bumbu-bumbu dapur.

Finishing garden furniture harus dapat melindunginya dari perubahan cuaca. Sedang mebel untuk anak-anak seperti ranjang bayi dan mainan, finishingnya harus bebas racun dan aman. Untuk produk tertentu ada yang menginginkan finishing tahan api.

Biasanya pemenuhan fungsi perlindungan finishing berlawanan dengan pemenuhan fungsi keindahan. Jika menginginkan pelindungan dan kekuatan yang tinggi, maka pemilihan bahannya menjadi terbatas sehingga fungsi keindahannya tidak dapat dipenuhi secara maksimal. Jika fungsi perlindungan yang dibutuhkan tak terlalu tinggi maka fungsi keindahan dapat lebih maksimal karena bahan yang digunakan lebih talk terbatas.

Saat ini industri finishing mebel telah berkembang maju dan bahan finishing juga sangat berkembang sehingga kedua fungsi itu dapat dipenuhi secara optimal. Bila keduanya terpenuhi maka akan menentukan nilai jualnya. Karena itu, finishing merupakan salah satu unsur penting yang harus dikuasai pabrik pembuat mebel.

Mengenai keindahan ada 2 hal yang harus dilihat dan dihasilkan oleh proses finishing, yaltu warna (color) dan penampilan (look). Yang dimaksud dengan warna dari suatu produk mebel adalah warna yang dapat dilihat dari produk mebel itu. Misalnya apakah suatu produk mebel itu berwarna merah, putih atau coklat.

Sedangkan penampilan adalah bagaimana penampilan suatu produk mebel selain warna. Antara lain:
  • kedalaman warna (depth),
  • kekayaan warna (richness),
  • kejernihan warna (clarity),
  • ukuran mengkilatnya permukaan (gloss),
  • tebalnya lapisan film dan tekstur permukaan.
Penampilan sangat penting karena dianggap menentukan kualitas finishing dari segi keindahan, selain warna. Penampilan, selain ditentukan proses finishing juga sangat dipengaruhi oleh faktor non-finishing seperti bentuk, model mebel, dan jenis bahan baku mebel.

Untuk mebel yang terbuat dari kayu atau veneer, masing-masing jenis kayu atau veneer memiliki pola serat (grain) dan pori-pori (pores) yang berbeda. Bagaimana pola serat dan pori-pori dari veneer atau kayu itu dan veneer atau kayu itu disusun sangat berpengaruh pada penampilan dari produk yang dihasilkan. Unsur-unsur penampilan seperti clarity, gloss, ketebalan lapisan film, depth dan richness sangat dipengaruhi pemilihan proses finishing dan jenis bahan finishing yang digunakan.

Keindahan bersifat sangat subyektif dan tergantung dari selera masing-masing orang. Karena itu, setiap orang atau kelompok orang dari daerah tertentu biasanya mempunyai selera atau nilai keindahan sendlri terhadap suatu produk mebel. lni berbeda dari orang atau kelompok masyarakat lainnya. Selera atau nilai keindahan dari suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti letak geografis, kebudayaan, dan kondisi ekonomi.

Berkaitan dengan itu maka kita mengenal berbagai tipe atau gaya finishing seperti finishing gaya Amerika (American style finishing), gaya Country (Country style), gaya Perancis (French style), gaya Klaslk (Classic style), gaya Jepang (Japanese style), dan gaya Eropa (European style).

Ada sedikit perbedaan American style finishing dibanding dengan gaya finishing lainnya. Sebagian besar pasar Amerika menganggap produk mebel itu seperti produk mode (fashion). Pada waktu tertentu (biasanya 1 atau 2 tahun sekali) trend mebel terutama finishingnya akan berubah. Pasar Amerika memperlakukan finishing seolah seni tersendiri di luar produk mebelnya. Karena itu seni finishing di Amerika berkembang dan banyak variasinya seperti finishing antik (antique finishing). Finishing yang menghasilkan mebel berpenampilan tua, kotor, berdebu seperti berumur ratusan tahun.

Untuk pasar di luar Amerika bisa dikatakan relatif sedikit permintaan untuk finishing mebel yang antik. Karena itu finishing gaya Amerika (American style finishing) dianggap identik dengan finishing antik (antique finishing). Meskipun sebenarnya pasar mebel Amerika sangat luas dan juga menerima banyak mebel dengan bergaya finishing yang lain.

Perhatian pada proses finishing

Pada saat memilih dan menentukan bahan serta alat dan fasilitas finishing, maka harus dilihat dan disesuaikan dengan proses finishing yang dipilih untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Berikut ini ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan pada saat pemilihan proses finishing dan alat-alat yang dibutuhkannya.

Kualitas dari finishing yang diinginkan

Yang dimaksud kualitas finishing antara lain warna dan penampilan finishing, kekuatan finishing, sejauh mana keinginan finishing untuk bebas racun (toxic free). Tuntutan kualitas finishing sangat menentukan pemilihan jenis bahan yang dipakai, dan akan menentukan proses finishing dan alat yang bisa dipakai.

Jumlah dan kecepatan produksi yang diinginkan

Saat ini tersedia berbagai alat dan fasilitas finishing, mulai dari yang sederhana dengan pemakaian manual hingga alat otomatis yang dapat dipakai untuk produksi berkecepatan tinggi. Pemilihan alat fasilitas finishing harus disesuaikan dengan kecepatan produksi yang diinginkan.

Bentuk, ukuran, model dari produk mebel yang difinishing

Bentuk produk mebel yang difinishing merupakan faktor penting dalam pemilihan alat finishing. Bentuk yang datar dengan permukaan luas dapat dikerjakan dengan alat seperti roller coater, curtain coater atau spray gun otomatis yang dapat melakukan pekerjaannya dengan cepat dan konsisten. Untuk benda dengan bentuk yang kecil seperti kaki meja atau kursi, dengan banyak posisi yang sulit seperti celah-celah pada ukiran maka alat yang bisa dipakai secara fleksibel adalah spray gun manual.

Jenis bahan baku dari produk mebel yang difinishing

Ada berbagai macam bahan yang dipakai untuk mebel antara lain kayu dan produk olahannya, rotan, besi, dan kulit. Masing-masing jenis bahan baku itu memiliki sifat sehingga memerlukan proses finishing dan alat finishing yang berbeda.

Penulis adalah Kepala Kantor dan
Laboratonum Warna Akzo Nobel Wood Coating, Semarang

Woodmag, April 2007
Magazine for Ekamant's Premier Customer


Referensi lain yang bisa dibaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar