Kamis, Juni 25, 2009

Brilliant Origami













Brilliant Origami
David Brill | PDF | 237 pgs | 42mb

Download...
Mirror

Rabu, Juni 24, 2009

KAYU DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

I. PENDAHULUAN

Bidang ilmu yang paling banyak membahas tentang kayu adalah bidang kehutanan terutama yang berkecimpung di bidang teknologi hasil hutan. Kayu merupakan hasil hutan utama dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia mulai dari zaman dahulu hingga di era teknologi sekarang ini. Kalau kita melihat sekeliling kita, banyak sekali barang-barang atau keperluan kita yang bahan dasarnya adalah kayu.

Sebenarnya perkembangan teknologi dan pemanfaatan kayu lebih kepada perkembangan ilmu dan teknologi penguasaan kayu pada suatu peradaban manusia. Sebab pada zaman mutahir ini kita masih sempat mengamati pemakaian kayu yang terbelakang dan primitif, tapi bagaimana ilmu dan teknologi penguasaan kayu yang canggih ini muncul, tentu dari yang tidak canggih (sederhana).

Ketika ilmu dan teknologi berkembang karena kehendak peradaban manusia membutuhkan barang-barang yang lebih beragam lagi, lebih khusus dan praktis, pada waktu itu diciptakan bermacam-macam barang dari kayu seperti perabotan rumah tangga, alat angkut, kertas, vinir, dan sebagainya. Ciri pemakaian kayu pada tingkat peradaban manusia disini adalah penggunaan kayu secara utuh atau masif dengan alat-alat potong, bilah, penghalus dan pelubang.

Tulisan ini akan menyajikan apakah kayu itu dan perkembangan teknologi dan pemanfaatan kayu oleh manusia dari dulu hingga zaman sekarang ini.

II. APAKAH ITU KAYU

Apakah kayu itu ? kebanyakan orang akan mengatakan bahwa kayu adalah hasil utama dari pohon, dapat digunakan untuk berbagai maksud keperluan manusia. Nampaknya pandangan ini belum memuaskan bagi ilmuwan dan teknolog kayu yang memandang kayu juga sebagai wahana tehnologi maju, kayu dengan komponen-komponennya penuh dengan kerahasiaan yang harus dimanipestasikan dengan berbagai macam ilmu dan teknologi. Sangat berbeda dengan pandangan seorang pengusaha dan pedagang kayu, baginya kayu adalah potongan batang pohon yang bebas kulit yang akan di jual.

Kayu adalah bagian xylem dari pohon tersusun dari berbagai macam sel kayu. Sel kayu terdiri dari bagian dinding sel dan rongga sel. Menurut Pansin dan de Zeuw (1978), sel kayu tersusun dari komponen-komponen yang berbeda, baik jumlah begitu juga sifat fisik, kimia dan mekaniknya. Proporsi komponen dan sifat-sifat kimia kayu sangat bervariasi menurut umur kayu, jenis kayu, dan posisi kayu di dalam pohon.

Komponen penyusun kayu terdiri dari :

1. Komponen penyusun dinding sel

Komponen penyusun dinding sel adalah komponen kimia yang menyatu dalam dinding sel. Tersusun atas banyak komponen yang tergabung dalam karbohidrat dan lignin. Karbohidrat yang telah terbebas dari lignin dan ekstraktif disebut juga dengan holoselulosa. Holoselulosa sebagian besar tersusun atas selulosa dan hemiselulosa. Selulosa merupakan komponen terbesar dan paling bermanfaat dari kayu.

Jumlah zat selulosa mayoritas 40 %, hemiselulosa sekitar 23 % dan lignin kurang dari 34 %.

Lignin merupakan zat yang keras, lengket, kaku dan mudah mengalami oksidasi. Dibutuhkan pada kayu dengan tujuan konstruksi karena dapat meningkatkan kekerasan/kekuatan kayu, tetapi tidak dibutuhkan dalam industri kertas karena lignin sangat sukar dibuang dan membuat kertas jadi kecoklatan/coklat karena sifat aslinya dan pengaruh oksidasi.

Selulosa tersusun atas alfa, beta dan gamma selulosa dan paling besar terdapat pada jenis kapas dan rami sekitar 97 %. Pada bahan pulp paling sedikit dijumpai pada jerami yaitu 30 %. Lignin banyak pada kelompok kayu daun jarum yaitu diatas 26 % sedangkan pada kayu daun lebar biasanya kurang dari 26 %. Pada kayu bengkok/condong atau banyak cabang besar, kandungan lignin dalam kayu umumnya meningkat hampir 5 %. Di sini letaknya peranan penjarangan dan pemuliaan pohon dalam usaha meningkatkan kualitas kayu menjadi penting.

2. Komponen pengisi rongga sel

Zat pengisi rongga sering disebut dengan komponen ekstranous, yang dominan diisi oleh zat ekstraktif. Zat ekstraktif merupakan kumpulan banyak zat seperti gula, tepung/pati, tanin, resin, pektin, zat warna kayu, asam-asam, minyak-minyak, lemak dalam kayu dan sebagainya.

III. TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN KAYU DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Jauh sebelum teknologi pemanfaatan kayu seperti sekarang ini manusia sebenarnya telah memanfaatkan kayu secara tradisional. Sejarah pertama manusia memanfaatkan kayu mungkin sama tuanya dengan sejarah manusia mendiami bumi ini. Pertama-tama kayu digunakan untuk menghangati tubuhnya agar terhindar dari kedinginan. Kemudian berkembang masih jauh sebelum tarih masehi, kayu digunakan untuk pembelaan diri akan keganasan alam waktu itu. Kayu juga digunakan untuk alat transportasi. Pada zaman ini manusia hanyalah bermaksud agar dapat berpindah tempat apakah selamanya atau untuk sementara, karena mereka harus melewati tebing yang jurang, sungai, lautan dan daratan. Untuk perlindungan keluarga kayu digunakan untuk pondok-pondok kayu sederhana. Mungkin pada zaman ini sudah digunakan kentongan sebagai alat komunikasi semacam ‘air telephone’ masa kini. Kayu digunakan untuk bahan obat-obatan atau perangsang. Dari cerita rakyat yang masih berkembang, kayu juga digunakan untuk tujuan magis. Ternyata pada mulanya belum memerlukan ilmu dan teknologi khusus. Alat yang digunakan hanya alat potong dan alat belah yang masih primitif. Meja makan cukup dari kayu bela, pada bagian permukaannya digosok dengan batu agar halus untuk tempat meletakkan ubi bakar dan buah-buahan. Ciri di atas masih biasa kita jumpai di daerah pedalaman Irian Jaya sekarang ini.

Bagaimana peran kayu dalam sejarah manusia pada aspek lainnya seperti peperangan, politik dan ekonomi manusia?.

Untuk peperangan, kayu mempunyai tugas tambahan, sudah sejak lama diketahui kayu digunakan untuk kapas pendorong peluru. Kemudi putar pesawat pembom terbuat dari plastik kayu, badannya dari kayu lapis yang dilebur. Lignin digunakan untuk memperkuat permukaan landasan lapangan udara. Pada waktu perang dunia pertama dan kedua, kayu telah menyelamatkan bangsa-bangsa Eropa dari kekurangan bahan makanan.

Harum vanili es krim bukan berasal dari biji vanili tetapi vanili tiruan dari kayu. Ragi kayu dipakai untuk bistik yang lezat. Kayu juga menghasilkan gula untuk permen coklat, minuman, obat-abatan dan insektisida.

Sabun juga dapat dibuat dari kayu. Lignin untuk pengharum tangan, boneka, pupuk, piring makan dan lain-lain bahan kimia.

Sedemikian mudah kayu menyesuaikan diri dengan berbagai keperluan manusia. Kayu hampir menyerupai bahan logam, batu, gelas, karet, dan serat tekstil.

Tepat apa yang menjadi sebuah ahli-ahli kehutanan, jumlah pemakaian kertas menunjukkan tingkat peradaban suatu bangsa.

Bagaimana kayu dalam bidang politik? Contohnya adalah negara Jerman, Adolph Hitler telah memberikan sentuhan baru bagi tradisi Jerman memuja hutan. Kaum nazi tahu kayu memecahkan masalah kekurangan bahan bakar, juga ancaman cekikan ekonomi dan politik negara lain. Berpangkal dari politik kayu Jerman ini, kemudian Inggris mengumumkan perang kepada Jerman sebagai pembelaan pada sekutunya.

Di Indonesia kekuatan kolonialisasi Belanda ditujukan kepada usaha mencaplok daerah-daerah hutan pesisir utara Pulau Jawa. Keuntungan dari kayu yang berlimpah-limpah mengalir terus ke negerinya yang sedang mengalami krisis ekonomi karena perang. Suku Kalang yang terkenal sebagai pengrajin dan tukang perahu menjadi buruan bos-bos VOC. Kelakuan Belanda yang menguras kekayaan hutan Indonesia berlangsung terus sampai Jepang menguasai Indonesia. Kelakuan Jepang lebih jelek lagi, Jepang merampas kayu Indonesia dan mewariskan tanah-tanah yang gundul yang tidak berarti lagi, bagi kita ini merupakan tantangan.

Pemerintah orde baru menempatkan kayu sebagai sumber devisa untuk memperbaiki ekonomi yang morat-marit dari orde lama. Pemerintah Indonesia membuka pintu lebar-lebar bagi penanaman modal asing dan dalam negeri di bidang kehutanan. Dalam pelita V, kayu ditargetkan sebagai sumber devisa non migas yang utama guna memelihara dan melanjutkan pembangunan nasional.

Ketika saat manusia membutuhkan kayu, persediaan kayu sudah berkurang, timbullah usaha memanfaatkan kayu ini dengan bijaksana. Manusia kembali mendapatkan pelajaran dan pengalaman. Kemudian terciptalah ilmu dan teknologi kayu.

Hampir di setiap negara berdiri pusat pengembangan dan penelitian hutan dan hasil hutan yang salah satu tugasnya mengembangkan teknologi kayu.

Sekarang Jepang, Jerman dan Amerika dengan cerdik telah mampu menciptakan berbagai macam barang dari kayu. Tidak diragukan lagi, penemuan mikrochip akan membantu arah perkembangan teknologi pemanfaatan kayu.

Laju kebutuhan manusia yang semakin tinggi dan beragam di atas jumlah persediaan kayu yang semakin terbatas dan penguasaan teknologi yang semakin maju melahirkan penemuan-penemuan baru yang gemilang dari potensi inheren kayu yang tidak habis-habisnya digali oleh keingintahuan manusia.

Penemuan gula kayu oleh proses Bergius melahirkan pandangan baru masyarakat luas disertai dengan munculnya berbagai jenis barang keperluan manusia seperti aquavit, wiski kayu, roti hamburger, daging selulosa, dan lain-lain.

Hasil-hasil dari kayu meliputi :
a. Pulp dan kertas
b. Bangunan
c. Plywood
d. Mebel
e. Lantai
f. Dinding
g. Bantalan kereta api
h. Kosen-kosen
i. Kotak pembungkus
j. Alat olahraga dan musik
k. Tiang listrik dan telepon
l. Kapal
m. Patung dan kerajinan
n. Finir mewah
o. Korek api
p. Alat gambar
q. Alat tulis
r. Arang
s. Obat-obatan
t. Moulding

Kertas telah terkenal sejak abad kedua sebelum masehi. Kertas pertama kali dibuat oleh orang Tionghoa dari kulit pohon murbey dan bambu. Kemudian setelah kertas banyak diminati masyarakat, bahan kertas beralih ke kapas dan linen. Mulai abad ke delapanbelas orang mencari bahan yang murah dan banyak terdapat. Kira-kira seratus limapuluh tahun yang lalu, Frieddrich Gottlob Keller, seorang pekerja Jerman menghasilkan pulp kayu mekanis pertama dengan cara yang sederhana yaitu dengan menumbuk balok-balok kayu sehingga seratnya terpisah-pisah. Kertas kayu pertama kali dibuat dengan cara mencetak pulp kayu temuannya menjadi lapisan-lapisan kertas. Proses kayu tumbuk ini tersebar ke seluruh dunia sebagai proses pembuatan kertas yang paling baik saat itu. Proses pembuatan kertas yang paling mutahir adalah dengan proses kimia.

Bangunan dari kayu sampai saat ini masih banyak kita jumpai. Kayu masih merupakan komponen utama bahan bangunan terutama untuk kusen-kusen, dinding, lantai dan dinding, dimana bangunan dari kayu memiliki nilai artistik yang tinggi dibanding bahan lain.

Kayu masih digunakan sebagai bantalan kereta api karena sifatnya yang tidak memuai oleh panas matahari. Tiang-tiang listrik dan telepon juga masih menggunakan kayu.

Meubel dan perabotan rumah tangga sebagian besar masih menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya, disamping ringan juga memiliki corak yang berbeda dengan bahan meubel lainnya.

Disamping pemanfaatan di atas masih banyak penggunaan produk turunan dari kayu (hasil proses termal dan kimiawi yaitu pencernaan, pembakaran, karbonasi, gasifikasi, pencairan dan sakarifikasi kayu) yang sudah umum kita kenal dan sudah diperdagangkan secara luas, yaitu :
• Ester selulosa digunakan untuk rayon, selofan, serat, lembaran (foil) dan film
• Eter selulosa digunakan sebagai bahan campuran makanan, perekat untuk kertas dinding
• Lignin alkalis digunakan untuk bahan campuran perkayuan damar buatan
• Lignin sulfonat digunakan untuk bahan pelet, bahan dispersi dan pengikat
• Minyak tall digunakan untuk pelarut, bahan baku pernis dan damar tiruan
• Minyak terpentin digunakan untuk pelarut dan bahan baku sintesa
• Minyak damar pinus digunakan untuk bahan baku pernis dan cat
• Etanol digunakan untuk bahan pelarut, bahan baku kimia, dan campuran bahan bakar
• Furfural digunakan untuk pelarut dan bahan baku kimia
• Ragi digunakan untuk bahan makanan
• Sorbitol digunakan digunakan sebagai bahan campuran tablet
• Xilitol digunakan sebagai gula diabetes
• Vanilin digunakan sebagai perencah dan tabir surya
• Dimetil sulfit digunakan sebagai pelarut
• Dimetil sulfoxit digunakan sebagai pelarut
• Ekstrak kulit kayu digunakan untuk bahan penyamak perekat kayu
• Arang kayu sebagai arang aktif untuk memangggang

IV. PENUTUP

Perkembangan ilmu dan teknologi yang tiada henti-hentinya akan mengarahkan perhatian manusia pada pemanfaatan kayu yang lebih banyak lagi ragam dan jumlahnya. Oleh karena itu efisiensi pemakaian kayu dan pembinaan sumberdaya hutan harus dilakukan, kalau tidak, maka bukan kemakmuran yang dinikmati manusia tapi kesengsaraan yang tiada henti.

DAFTAR PUSTAKA

Gerd Wegener. 1988. Kayu Sebagai Bahan Bakar dan Bahan Kimia dalam Menuju Kelestarian Hutan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Glessinger, E. 1949. The Coming Age of Wood. New York.
Kasmudjo. 2002. Teknologi Hasil Hutan. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Pansin, A. J . dan C. de Zeeuw. 1978. Textbook of Wood Technology. Third Edition. McGraw Hill Book Company. New York.
Tapa Darma, I. G. K. 1993. Kayu Dalam Peradaban Manusia. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

--------------------------------------------
RIDWANTI BATUBARA, S. Hut
Fakultas Pertanian
Program Ilmu Kehutanan
Universitas Sumatera Utara
@2002 digitized by USU digital library

Computer repair with diagnostic flowcharts


















Computer repair with diagnostic flowcharts
Morris Rosenthal | PDF | 113 pgs | 8mb
Bonus: Computer monitor repair
PDF | 53 pgs | 0,8mb





























Download...
Mirror

Senin, Juni 22, 2009

Collins - Good Wood Joints

















Collins - Good Wood Joints
PDF | 120 pgs | 29mb

Download...
Mirror

Traditional Furniture Projects



















Traditional Furniture Projects
PDF | 120 pgs | 35mb

Download...
Mirror

Mineral bagi Kehidupan














Mineral dalam sel: Contoh Fe dalam molekul hemoglobin. Zat ini gabungan haem dan globulin. Haem adalah golongan prostetik, globulin adalah protein. Pada gambar ini diperlihatkan gugus haem yang mengandung poros atom Fe (zat besi). Unsur inilah yang membuat hemoglobin dan darah keseluruhan jadi berwarna merah. Gambar ini sebagai perwakilan dari seri ini untuk memperlihatkan salah satu fungsi mineral dalam sel-sel tubuh.


MINERAL adalah bahan anorganik, bahan kimia yang didapat makhluk dari alam, yang asalnya ialah dari tanah. Ada yang larut dalam air lalu masuk tubuh lewat air minum atau air yang dipakai untuk mencuci sayur dan memasak.

MINERAL itu biasanya masuk tubuh dalam bentuk garam, dan lalu digunakan dalam bentuk elektrolit. Elektrolit ialah bentuk ion dari mineral itu, bermuatan listrik positif (+) atau negatif (-). Ada sebagian mineral itu dipakai sel sebagai poros atau inti suatu molekul, ada pula dipakai untuk menghubungkan suatu cabang ke batang suatu molekul.

Banyak unsur dalam tanah itu masuk tubuh lewat saluran pencernaan begitu saja, tanpa diabsorpsi dinding usus. Lalu keluar lagi bersama tinja. Jika mineral itu masuk tubuh bukan lewat saluran makanan, tetapi lewat saluran napas, itu sering akan melekat dan mengendap di antara sel-sel alveolus.

Jika mineral itu melekat pada silia saluran napas akan dicoba kayuhkan lagi ke luar tubuh lewat tekak dan keluar berupa dahak, ingus, atau masuk saluran cerna. Sayang silia hanya terdapat pada ranting tenggorok, tidak ada pada alveolus (gelembung paru). Alveolus ialah tempat pengikatan oksigen oleh darah lalu diangkut ke semua sel. Ada di antara mineral itu berada dalam debu yang sangat halus atau berupa jelaga dalam asap knalpot kendaraan atau cerobong pabrik, yang dapat terhirup bersama gas pernapasan hingga mencapai alveolus.

Karena itu setelah lengket di sana tidak bisa lagi dikeluarkan lewat tekak. Sel-sel peronda pun, makrofaga, bekerja keras seperti tukang sapu jalan raya dan taman kota. Makrofaga itu bertindak sebagai penyedot debu. Di dalam sitoplasma makrofaga itu banyak terdapat lisosom yang bekerja untuk mencernakan bahan yang disedot.

Tetapi sayang makrofaga itu hanya beraninya saja, mereka tak punya enzim untuk mengurai mineral dan jelaga. Maka lisosom di dalam sitoplasma makrofaga itu pun makin lama makin gembung lalu pecah. Makrofaganya sendiri pun mati. Bangkai makrofaga itu dimakan lagi oleh makrofaga lain yang masih hidup. Demikianlah terus berlangsung dalam paru.

Mineral yang tidak bisa dicerna dan akan tetap berada dalam relung paru ialah pasir, kapur, dan serat asbes. Di antara ketiga mineral itu sesungguhnya Ca (calsium, kalsium, zat kapur) penting sekali bagi tubuh, jika masuk lewat saluran cerna. Tetapi, dalam paru tidak bisa dicernakan atau dibuang. Mineral itu pun menumpuk sehingga pada suatu ketika mengganggu kesehatan (calicosis, silicosis, asbestosis).

MINERAL yang masuk tubuh lewat makanan sebagian diabsorpsi oleh dinding usus, dan digunakan untuk berbagai kebutuhan hidup. Mineral yang digunakan oleh tubuh ialah: Fe (ferrum, zat besi), Ca (calcium, zat kapur), Na (natrium), K (kalium), Cl (chlor), Mg (magnesium), P (phosphor, fosfor), S (sulfur, belerang), Zn (zink, seng), I (iodium), F (flor), Co (cobalt), dan St (strontium).

Fe: Banyak terdapat dalam hati, telur, ikan, lokan, kacang-kacangan, sayur, dan sereal. Dalam lambung bereaksi dengan asam lambung HCl membentuk FECl2.

Sekitar 60 persen Fe yang diabsorpsi usus dipakai untuk membikin hemoglobin (Hb), 20 persen lainnya untuk membikin mioglobin otot, dan dalam enzim pernapasan, dan 20 persen lagi disalurkan ke dalam hati, limpa, dan sumsum tulang.

Dalam sumsum disimpan sebagai ferretin dan hemosiderin. Fe yang keluar dari penghancuran eritrosit tidak dibuang, tetapi disimpan berupa ferritin dan hemosiderin juga, lalu dipakai lagi untuk membikin Hb baru.

Sel mukosa usus mengandung apoferritin, lalu gabung dengan Fe yang kemudian diabsorpsi menjadi ferritin. Masuk darah Fe gabung dengan protein darah globulin membentuk transferrin. Yang diabsorpsi dari usus sedikit saja, sebagian besar Fe dalam makanan keluar tubuh lagi. Jadi secara biasa sesungguhnya tubuh tidak kekurangan unsur ini.

Wanita yang sedang haid banyak Fe keluar tubuh, karena itu ia perlu cukup makanan yang mengandung unsur ini. Makanan sehari-hari yang bervariasi sudah cukup memelihara kesehatan tubuh. Jika defisiensi terjadi anemia atau kurang darah (maksudnya eritrosit). Suplemen unsur ini ialah berupa Fe-sulfat. Sehari-hari unsur ini jika kelebihan keluar lewat tinja, keringat, dan bulu atau rambut yang gugur.

Ca: Masuk tubuh lewat makanan dan minuman, seperti susu, keju, sayur, telur, mentega, kacang-kacangan, wortel, dan jeruk. Banyak pula terkandung dalam air putih biasa. Sulit diabsorpsi dari usus, hanya lebih kurang separuh dari yang dimakan dimanfaatkan, selebihnya dibuang lewat tinja. Absorpsi dalam usus kurang jika tubuh kurang vitamin D.

DALAM darah terdapat dalam plasma. Sebagian dalam bentuk ion, sebagian gabung dengan protein. Kadar Ca darah dikontrol tetap oleh hormon paratormon yang digetahkan kelenjar anak gondok. Ca kelebihan dalam jaringan dibuang selain lewat tinja, juga lewat kemih.

Ca berguna untuk membentuk tulang dan gigi. Peranannya yang sangat penting ialah untuk memelihara kelancaran perangsangan saraf dan kerutan otot. Jika defisiensi tulang dan gigi jadi rapuh atau lunak. Rambatan perangsangan juga terganggu, menyebabkan otot suka semut-semutan lalu kejang-kejang.

Pada wanita hamil dan menyusukan, jika pasokan dari makanan kurang, tulang jadi lunak dan tipis, karena unsur ini banyak diabsorpsi untuk kebutuhan janin atau bayi. Dalam air susu ibu banyak sekali terkandung unsur ini, yaitu 1 gram per 1.000 ml. Unsur ini juga berperan dalam proses pembekuan darah dan pembekuan susu. Maka jika defisiensi menyebabkan pembekuan jadi lambat. Pada bayi air susu sulit bergumpal, sehingga sulit pula dicernakan.

P: Untuk memegang peran utama dalam membina struktur dan fisiologi tubuh makhluk. ATP, asam nukleat, membran, protein, dan berbagai enzim mengandung P dalam bentuk ikatan fosfat. Untuk melepaskan glukosa dari glikogen sebagai sumber energi dan untuk mengubah glukosa jadi glukogen yang akan disimpan dalam hati dan otot, perlu gugus fosfat sebagai pelaksana reaksi. Unsur ini diabsorpsi tubuh dari usus berupa ion fosfat. Ion ini ada yang bergabung dengan bahan anorganik ada pula dengan bahan organik. Bahan organik, misalnya, dalam kasein susu, fosfolipida, dan asam nukleat.

Sumber P yang penting ialah susu, keju, telur, daging, ikan, sereal, dan sayur. Dalam sereal unsur ini berada dalam asam fitat, tetapi dalam bentuk ini sulit diabsorpsi. Lagi pula asam ini dapat menghalangi diabsorpsi Fe dan Ca. Gandum mengandung enzim fitase, yang merombak asam fitat menjadi inositol dan asam fosfat. Dalam bentuk garam anorganik unsur ini mudah diabsorpsi dari usus. Dalam darah sangat penting, ikut membina eritrosit dan plasma darah. Kelebihan P sebagian besar dibuang lewat kemih, sebagian kecil lewat tinja.

P juga bertindak sebagai dapar dalam darah dan cairan tubuh. Kebutuhan sehari-hari meningkat pada wanita hamil dan menyusukan. Enzim fosfatase memecah fosfoglukosa dan fosogliserol jadi glukosa dan asam fosfat. Dalam tulang rawan penting untuk proses pembentukan tulang.

Unsur ini juga perlu memelihara kelancaran fungsi ginjal menyaring ampas metabolisme untuk jadi kemih. Enzim fosfatase juga penting digetahkan kelenjar prostat ke dalam air mani. Pada darah pasien kanker prostat kadar enzim ini tinggi, karena itu dapat dipakai sebagai diagnosa apakah prostat seorang pria sudah mengangker atau belum.

Tulang mengandung sekitar 60 persen garam anorganik P dan 40 persen garam organik, terutama dalam bentuk osein. Selain itu dalam tulang ada berbagai unsur mineral lain, yaitu Ca, Mg, Na, K, Str, dan Fe. Mineral dalam tulang berupa apatit, garam Ca-fosfat, dan kapur (CaCO3). Gigi juga banyak mengandung P. Lapisan email dan dentin mengandung Ca-fosfat berkadar tinggi, tapi lebih rendah kadar CaCO3 dibanding tulang. Mineral tulang, termasuk garam fosfat, terus-menerus mengalami perombakan-penumpukan, sesuai dengan kebutuhan dalam metabolisme tubuh.

Mg: Sebagian besar terkandung dalam tulang. Juga berperan untuk kelancaran pekerjaan berbagai enzim. Banyak terdapat dalam makanan berupa sayur dan buah. Jika sumber dari hewan, banyak terdapat dalam susu, ikan, dan daging.

I: Penting untuk membikin hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok. Sumber terutama ikan laut, kerang, dan agar. Anak, ibu hamil dan sedang menyusukan perlu lebih banyak unsur ini dari pada orang dewasa biasa. Rakyat kita kini diharuskan pemerintah dipasok oleh unsur ini lewat garam dapur. Jika defisiensi timbul penyakit gondok dan pertumbuhan anak terhambat atau terganggu.

F: Terdapat dalam jaringan lunak, tulang, dan gigi. Unsur ini banyak terkandung dalam air minum. Jika minum air yang mengandung banyak F berlebihan maka gigi jadi rusak dan berwarna coklat. Namun jika masuk tubuh secara biasa, artinya dalam kadar normal, unsur ini perlu untuk pertumbuhan dan pemeliharaan gigi.

Na: Biasanya didapat tubuh dari makanan laut, dalam senyawa dengan Cl (khlor) berupa garam dapur (NaCl). Orang butuh pasokan garam dapur secara teratur tiap hari, dan ini sudah dirasakan oleh berbagai penduduk dunia sejak zaman purba.

DI Cina sejak tahun 2700 SM sudah terkenal ada usaha besar-besaran merebus air laut untuk jadi garam. Di masa Jepang ketika produksi garam negeri di Pulau Jawa terhenti, penduduk Sumatera ramai-ramai merebus air laut untuk mendapat garam. Ke dalam garam ini kini diwajibkan pemerintah diikutkan unsur I.

Ion Na membina bahan dasar antar sel berbagai jaringan, dan bersama ion K berperan mengatur kelancaran keluar-masuk air dan sari makanan dari dan ke dalam sel. Kelebihan atau sebagai sisa metabolisme unsur ini dibuang lewat kemih. Sebagian ikut pula dibuang lewat peluh dalam upaya tubuh mengatur agar suhu tubuh tetap, juga lewat tinja. Bervariasi kebutuhan orang terhadap NaCl. Penduduk Amerika Serikat memakan 3-6 gram per hari, sedang Jepang 10-15 gram per hari, sama dengan kebutuhan orang ketika berada di gurun yang panas terik, terutama ketika berada di padang arafah tanah suci. Tapi hati-hati jika kelebihan, bisa hipertensi, gangguan kardiovaskuler-ginjal, dan cirrhosis hati.

K: Bekerja sama dengan Na mengatur keseimbangan kadar air sel, dan bersama Na berguna pula untuk mengatur kelancaran keluar-masuk zat makanan dari/ke dalam sel.

N: Berguna untuk membentuk protein, ATP, dan asam nukleat. Tak ada ketiga unsur ini maka tak terbentuk sel, berarti tak ada kehidupan. Unsur ini banyak terkandung dalam sayur, buah, umbi, dan biji. Biasanya masuk tubuh dalam bentuk nitrat (NO3-). Di udara banyak terkandung unsur ini dalam bentuk N2. Oleh kilat dan petir, dan oleh bantuan bakteri, N2 di udara ini diubah jadi NO3-, barulah bisa diisap oleh akar tumbuhan, lalu dipakai untuk menyintesa protein, asam nukleat, vitamin, dan beberapa bahan organik lain. Manusia biasa memberi tumbuhan pupuk yang mengandung banyak nitrat yang dibikin di pabrik, disebut pupuk nitrat. Kelebihan atau jika tergabung dalam ampas metabolisme, unsur ini dibuang dalam bentuk amoniak (NH3), asam urat, dan urea.

Co penting untuk membuat vitamin B12 (cobalamin). Cu perlu untuk pembikinan pigmen Hb. Meski unsur ini tidak ikut membina Hb tetapi untuk pembikinannya unsur ini mutlak harus ada. Darah hewan rendah berwarna biru, karena pigmen pernapasannya mengandung Cu, sebagai ganti Fe pada hewan tinggi yang membuat darah berwarna merah.

Zn untuk kelancaran pmduksi mani. Jika kadar unsur ini kurang dalam tubuh satu indikasi keinfertilan seorang pria. S banyak terkandung dalam berbagai protein dan enzim. S banyak bertindak untuk menjembatani berbagai cabang dengan untaian asam-asam amino suatu molekul protein. Molekul imunoglobulin yang berbentuk seperti huruf Y itu, adalah contoh protein yang memiliki jembatan yang dibina atas unsur S.

Dr Wildan Yatim
Dosen Biologi Sel dan Sitogenetika IKD
Program Pascasarjana
Universitas Padjadjaran, Bandung

Kompas, Jumat
03/08/01

Revolusi Hijau Babak Kedua

KEKHAWATIRAN produk tanaman rekayasa genetika atau tanaman transgenik (genetically engineered/modified foods) akan merusak lingkungan saat ini masih kontroversial di negara-negara maju. Padahal justru negara-negara berkembanglah yang akan dirugikan, kalau terbukti tanaman transgenik mempunyai pengaruh negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia karena lemahnya peraturan yang ada. Saat ini tanaman transgenik seperti kedelai, jagung, padi-padian, dan kapas, banyak ditanam di negara-negara berkembang.

Sudah diketahui bahwa Revolusi Hijau yang berlangsung global 1960an-1990an secara nyata meningkatkan produksi biji-bijian, meski itu dibayar cukup mahal dengan penggunaan pupuk nitrogen tujuh kali lebih tinggi dan meningkatnya penggunaan pestisida akibat kenaikan populasi hama pada lahan yang monokultur. Kerusakan lingkungan sebagai akibat peningkatan pemakaian pupuk nitrogen seperti naiknya pemanasan global, berkurangnya lapisan ozon, dan gangguan asap, dapat dicari jalan keluamya karena problemnya jelas dan teramati dalam jangka pendek.

Namun, pengaruh negatif makanan dari tanaman transgenik terhadap binatang dan manusia belum terdeteksi dalam jangka pendek. Baru saja dilaporkan oleh perusahaan bioteknologi Monsanto bahwa produk kedelai hasil rekayasa genetikanya telah dikonsumsi oleh binatang dan manusia selama lima tahun dan tidak ada Iaporan gangguan kesehatan. Tanaman kedelai transgenik Monsanto tahan terhadap herbisida yang juga diproduksi oleh Monsanto (Monsanto's Roundup Herbicide). Saat ini lebih dari 50 persen tanaman kedelai di Amerika adalah tanaman transgenik karena hasilnya lebih menjanjikan. Di Jepang dan banyak negara Eropa, biji kedelai dari tanaman transgenik dapat dikonsumsi manusia tetapi tidak untuk ditanam.

Konsumen saat ini tidak tahu apakah makanan yang dibelinya berasal dari hasil tanaman transgenik atau bukan. Hal ini karena informasi pada kemasan hanya kandungan gizi (nutrition facts). Asalkan kandungan gizi makanan tanaman transgenik sama dengan standar yang ada, maka produk tersebut dapat masuk pasar.

Jangka panjang

Banyak ilmuwan setuju, mungkin ada pengaruh negatif tanaman transgenik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dalam jangka panjang. Para peneliti dari Belgia melaporkan dalam Jurnal European Food Research and Technology edisi Agustus, telah ditemukan DNA misterius dalam gen tanaman kedelai transgenik produksi Monsanto. DNA yang tidak dikenal tersebut -- walaupun jumlahnya hanya 534 dari rangkaian sekitar 1,5 milyar kode dalam genom kedelai -- mungkin dapat mempengaruhi keamanan dari biji kedelai yang dipanen.

Penambahan atau perubahan gen baru dalam tanaman transgenik juga dikhawatirkan akan menghasilkan racun baru dalam tanaman dan menurunkan kualitas makanan berbahan baku tanaman itu. Ada kemungkinan rekayasa genetika tanaman memacu munculnya protein allergenic baru yang membahayakan kesehatan konsumen jangka panjang dan diperlukan studi jangka panjang juga untuk membuktikannya: salah satunya baru saja dimulai di California untuk tanaman anggur transgenik.

Dr Janet Cottel-Howells ilmuwan dari Greenpeace Inggris, seperti yang dikutip kantor berita Reuters menyatakan, " Kita tidak dapat mengatakan bahwa makanan dari hasil tanaman transgenik tidak aman dikonsumsi manusia, tetapi kita hanya dapat berkata tidak tahu apakah aman atau tidak".

Saat ini negara-negara maju lebih giat membenahi peraturan mengenai konsumsi makanan dari tanaman transgenik, termasuk meminta produsen tanaman transgenik seperti Monsanto untuk bertanggungjawab terhadap produk yang digunakan untuk makanan. Ini untuk melindungi hak konsumen jika kelak ada pengaruh negatif tanaman transgenik.

Revolusi Bioteknologi pada awal abad 21 bisa disebut Revolusi Hijau babak kedua, sebagai kelanjutan dari Revolusi Hijau yang telah meningkatkan kuantitas. Revolusi Bioteknologi dapat meningkatkan produksi protein dan vitamin yang berkaitan dengan perbaikan gizi makanan. Misalnya baru saja ditemukan tanaman transgenik padi berbiji kuning karena mengandung beta karoten (provitamin A) dan zat besi yang dua kali lipat lebih tinggi dari tanaman padi biasa. Kepadatan popuIasi manusia yang saat ini sudah lebih dari 6 milyar jiwa masih merupakan pokok persoalan penting untuk diatasi dengan bioteknologi, terutama mencukupi kebutuhan pangan di negara-negara berkembang yang lebih padat penduduknya.

Kelemahan Revolusi Hijau seperti penggunaan pestisida yang berlebihan dapat dikurangi sampai 25 persen dengan penanaman tanaman transgenik. Kemajuan bioteknologi pertanian akan lebih menguntungkan petani karena perawatan tanaman transgenik lebih mudah dan hasilnya optimal. Tetapi di sisi lain, petani akan sangat dirugikan kalau kelak ada pengaruh negatif dari penanaman tanaman transgenik terhadap lingkungan atau kesehatan. Jika hal ini terjadi, piodusen bioteknologi tersebut harus bertanggungjawab terhadap kerugian yang timbul di negara-negara yang sedang berkembang.

Monopoli teknologi

Saat perdebatan mengenai kelebihan dan kelemahan tanaman transgenik masih berlangsung, muncul kejutan yang mendukung perusahaan produsen tanaman transgenik dengan keluarnya hak paten nomor 6.174.724 yang diberikan kepada Monsanto. Inilah hak paten pertama untuk teknologi rekayasa genetika dalam kaitannya dengan riset tanaman transgenik: teknik penggunaan antibiotic-resistant marker gene. Prinsip teknologi tersebut pernah dimuat Kompas dalam rubtik Iptek 12 Agustus 2001 berjudul Bt 100 Tahun: Tetap Kontroversi.

Itu artinya akan ada monopoli teknologi. Setiap pengguna dasar bioteknologi tersebut harus meminta izin dari Monsanto. Karena itu hak paten Monsanto masih kontroversi karena ide dasar hak paten adalah publik mendapat akses ke produk baru secara aman. Dalam hal ini tidak ada produk baru hasil bioteknologi yang dijamin 100 persen aman, bahkan Monsanto punya hak tunggal mengendalikan teknologi rekayasa genetika tanaman secara "infostruktur", yang seharusnya dapat digunakan semua orang.

Sudah siapkah Indonesia menghadapi Revolusi Hijau Babak Kedua? Persiapan dapat dimulai dengan tiga hal. Pertama, benahi impor tanaman transgenik, termasuk kesepakatan yang jelas antara pemerintah, produsen, dan petani. Kesepakatan ini untuk melindungi petani agar tidak dirugikan kalau kelak hasilnya ditolak pasar.

Kedua, memperbaiki peraturan penanaman tanaman transgenik. Inggris misalnya, mengusulkan penanaman tanaman transgenik dengan jarak 50-200 meter dari tanaman lain untuk menghindari munculnya rumput-rumput liar (gulma) atau superweeds yang tahan herbisida. Di Kanada bahkan diusulkan penanaman paling tidak berjarak 800 meter dari tanaman yang lain, tergantung jenis tanaman. Pembatasan luas lahan tanaman transgenik juga diperlukan supaya tanaman lokal yang sejenis tidak tersingkir. Australia membatasi penanaman kapas transgenik maksimum 30 persen dari luas lahan perkebunan kapas yang telah ada.

Persiapan ketiga, dapatkan jaminan dari produsen tanaman transgenik bahwa produknya, terutama yang berkaitan dengan makanan, aman bagi manusia. Peraturan pencemaran yang lebih ketat juga diperlukan. Soalnya bahan pencemar yang ada sekarang bukan lagi di luar tanaman tetapi di dalam gen tanaman yang akan kita makan.

Dr Bintoro Gunadi
pemerhati masalah bioteknologi
peneliti di Soil Ecology Program
Ohio State University, Columbus AS

Kompas, Minggu
16/0 9/01