I. PENDAHULUAN
Bidang ilmu yang paling banyak membahas tentang kayu adalah bidang kehutanan terutama yang berkecimpung di bidang teknologi hasil hutan. Kayu merupakan hasil hutan utama dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia mulai dari zaman dahulu hingga di era teknologi sekarang ini. Kalau kita melihat sekeliling kita, banyak sekali barang-barang atau keperluan kita yang bahan dasarnya adalah kayu.
Sebenarnya perkembangan teknologi dan pemanfaatan kayu lebih kepada perkembangan ilmu dan teknologi penguasaan kayu pada suatu peradaban manusia. Sebab pada zaman mutahir ini kita masih sempat mengamati pemakaian kayu yang terbelakang dan primitif, tapi bagaimana ilmu dan teknologi penguasaan kayu yang canggih ini muncul, tentu dari yang tidak canggih (sederhana).
Ketika ilmu dan teknologi berkembang karena kehendak peradaban manusia membutuhkan barang-barang yang lebih beragam lagi, lebih khusus dan praktis, pada waktu itu diciptakan bermacam-macam barang dari kayu seperti perabotan rumah tangga, alat angkut, kertas, vinir, dan sebagainya. Ciri pemakaian kayu pada tingkat peradaban manusia disini adalah penggunaan kayu secara utuh atau masif dengan alat-alat potong, bilah, penghalus dan pelubang.
Tulisan ini akan menyajikan apakah kayu itu dan perkembangan teknologi dan pemanfaatan kayu oleh manusia dari dulu hingga zaman sekarang ini.
II. APAKAH ITU KAYU
Apakah kayu itu ? kebanyakan orang akan mengatakan bahwa kayu adalah hasil utama dari pohon, dapat digunakan untuk berbagai maksud keperluan manusia. Nampaknya pandangan ini belum memuaskan bagi ilmuwan dan teknolog kayu yang memandang kayu juga sebagai wahana tehnologi maju, kayu dengan komponen-komponennya penuh dengan kerahasiaan yang harus dimanipestasikan dengan berbagai macam ilmu dan teknologi. Sangat berbeda dengan pandangan seorang pengusaha dan pedagang kayu, baginya kayu adalah potongan batang pohon yang bebas kulit yang akan di jual.
Kayu adalah bagian xylem dari pohon tersusun dari berbagai macam sel kayu. Sel kayu terdiri dari bagian dinding sel dan rongga sel. Menurut Pansin dan de Zeuw (1978), sel kayu tersusun dari komponen-komponen yang berbeda, baik jumlah begitu juga sifat fisik, kimia dan mekaniknya. Proporsi komponen dan sifat-sifat kimia kayu sangat bervariasi menurut umur kayu, jenis kayu, dan posisi kayu di dalam pohon.
Komponen penyusun kayu terdiri dari :
1. Komponen penyusun dinding sel
Komponen penyusun dinding sel adalah komponen kimia yang menyatu dalam dinding sel. Tersusun atas banyak komponen yang tergabung dalam karbohidrat dan lignin. Karbohidrat yang telah terbebas dari lignin dan ekstraktif disebut juga dengan holoselulosa. Holoselulosa sebagian besar tersusun atas selulosa dan hemiselulosa. Selulosa merupakan komponen terbesar dan paling bermanfaat dari kayu.
Jumlah zat selulosa mayoritas 40 %, hemiselulosa sekitar 23 % dan lignin kurang dari 34 %.
Lignin merupakan zat yang keras, lengket, kaku dan mudah mengalami oksidasi. Dibutuhkan pada kayu dengan tujuan konstruksi karena dapat meningkatkan kekerasan/kekuatan kayu, tetapi tidak dibutuhkan dalam industri kertas karena lignin sangat sukar dibuang dan membuat kertas jadi kecoklatan/coklat karena sifat aslinya dan pengaruh oksidasi.
Selulosa tersusun atas alfa, beta dan gamma selulosa dan paling besar terdapat pada jenis kapas dan rami sekitar 97 %. Pada bahan pulp paling sedikit dijumpai pada jerami yaitu 30 %. Lignin banyak pada kelompok kayu daun jarum yaitu diatas 26 % sedangkan pada kayu daun lebar biasanya kurang dari 26 %. Pada kayu bengkok/condong atau banyak cabang besar, kandungan lignin dalam kayu umumnya meningkat hampir 5 %. Di sini letaknya peranan penjarangan dan pemuliaan pohon dalam usaha meningkatkan kualitas kayu menjadi penting.
2. Komponen pengisi rongga sel
Zat pengisi rongga sering disebut dengan komponen ekstranous, yang dominan diisi oleh zat ekstraktif. Zat ekstraktif merupakan kumpulan banyak zat seperti gula, tepung/pati, tanin, resin, pektin, zat warna kayu, asam-asam, minyak-minyak, lemak dalam kayu dan sebagainya.
III. TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN KAYU DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Jauh sebelum teknologi pemanfaatan kayu seperti sekarang ini manusia sebenarnya telah memanfaatkan kayu secara tradisional. Sejarah pertama manusia memanfaatkan kayu mungkin sama tuanya dengan sejarah manusia mendiami bumi ini. Pertama-tama kayu digunakan untuk menghangati tubuhnya agar terhindar dari kedinginan. Kemudian berkembang masih jauh sebelum tarih masehi, kayu digunakan untuk pembelaan diri akan keganasan alam waktu itu. Kayu juga digunakan untuk alat transportasi. Pada zaman ini manusia hanyalah bermaksud agar dapat berpindah tempat apakah selamanya atau untuk sementara, karena mereka harus melewati tebing yang jurang, sungai, lautan dan daratan. Untuk perlindungan keluarga kayu digunakan untuk pondok-pondok kayu sederhana. Mungkin pada zaman ini sudah digunakan kentongan sebagai alat komunikasi semacam ‘air telephone’ masa kini. Kayu digunakan untuk bahan obat-obatan atau perangsang. Dari cerita rakyat yang masih berkembang, kayu juga digunakan untuk tujuan magis. Ternyata pada mulanya belum memerlukan ilmu dan teknologi khusus. Alat yang digunakan hanya alat potong dan alat belah yang masih primitif. Meja makan cukup dari kayu bela, pada bagian permukaannya digosok dengan batu agar halus untuk tempat meletakkan ubi bakar dan buah-buahan. Ciri di atas masih biasa kita jumpai di daerah pedalaman Irian Jaya sekarang ini.
Bagaimana peran kayu dalam sejarah manusia pada aspek lainnya seperti peperangan, politik dan ekonomi manusia?.
Untuk peperangan, kayu mempunyai tugas tambahan, sudah sejak lama diketahui kayu digunakan untuk kapas pendorong peluru. Kemudi putar pesawat pembom terbuat dari plastik kayu, badannya dari kayu lapis yang dilebur. Lignin digunakan untuk memperkuat permukaan landasan lapangan udara. Pada waktu perang dunia pertama dan kedua, kayu telah menyelamatkan bangsa-bangsa Eropa dari kekurangan bahan makanan.
Harum vanili es krim bukan berasal dari biji vanili tetapi vanili tiruan dari kayu. Ragi kayu dipakai untuk bistik yang lezat. Kayu juga menghasilkan gula untuk permen coklat, minuman, obat-abatan dan insektisida.
Sabun juga dapat dibuat dari kayu. Lignin untuk pengharum tangan, boneka, pupuk, piring makan dan lain-lain bahan kimia.
Sedemikian mudah kayu menyesuaikan diri dengan berbagai keperluan manusia. Kayu hampir menyerupai bahan logam, batu, gelas, karet, dan serat tekstil.
Tepat apa yang menjadi sebuah ahli-ahli kehutanan, jumlah pemakaian kertas menunjukkan tingkat peradaban suatu bangsa.
Bagaimana kayu dalam bidang politik? Contohnya adalah negara Jerman, Adolph Hitler telah memberikan sentuhan baru bagi tradisi Jerman memuja hutan. Kaum nazi tahu kayu memecahkan masalah kekurangan bahan bakar, juga ancaman cekikan ekonomi dan politik negara lain. Berpangkal dari politik kayu Jerman ini, kemudian Inggris mengumumkan perang kepada Jerman sebagai pembelaan pada sekutunya.
Di Indonesia kekuatan kolonialisasi Belanda ditujukan kepada usaha mencaplok daerah-daerah hutan pesisir utara Pulau Jawa. Keuntungan dari kayu yang berlimpah-limpah mengalir terus ke negerinya yang sedang mengalami krisis ekonomi karena perang. Suku Kalang yang terkenal sebagai pengrajin dan tukang perahu menjadi buruan bos-bos VOC. Kelakuan Belanda yang menguras kekayaan hutan Indonesia berlangsung terus sampai Jepang menguasai Indonesia. Kelakuan Jepang lebih jelek lagi, Jepang merampas kayu Indonesia dan mewariskan tanah-tanah yang gundul yang tidak berarti lagi, bagi kita ini merupakan tantangan.
Pemerintah orde baru menempatkan kayu sebagai sumber devisa untuk memperbaiki ekonomi yang morat-marit dari orde lama. Pemerintah Indonesia membuka pintu lebar-lebar bagi penanaman modal asing dan dalam negeri di bidang kehutanan. Dalam pelita V, kayu ditargetkan sebagai sumber devisa non migas yang utama guna memelihara dan melanjutkan pembangunan nasional.
Ketika saat manusia membutuhkan kayu, persediaan kayu sudah berkurang, timbullah usaha memanfaatkan kayu ini dengan bijaksana. Manusia kembali mendapatkan pelajaran dan pengalaman. Kemudian terciptalah ilmu dan teknologi kayu.
Hampir di setiap negara berdiri pusat pengembangan dan penelitian hutan dan hasil hutan yang salah satu tugasnya mengembangkan teknologi kayu.
Sekarang Jepang, Jerman dan Amerika dengan cerdik telah mampu menciptakan berbagai macam barang dari kayu. Tidak diragukan lagi, penemuan mikrochip akan membantu arah perkembangan teknologi pemanfaatan kayu.
Laju kebutuhan manusia yang semakin tinggi dan beragam di atas jumlah persediaan kayu yang semakin terbatas dan penguasaan teknologi yang semakin maju melahirkan penemuan-penemuan baru yang gemilang dari potensi inheren kayu yang tidak habis-habisnya digali oleh keingintahuan manusia.
Penemuan gula kayu oleh proses Bergius melahirkan pandangan baru masyarakat luas disertai dengan munculnya berbagai jenis barang keperluan manusia seperti aquavit, wiski kayu, roti hamburger, daging selulosa, dan lain-lain.
Hasil-hasil dari kayu meliputi :
a. Pulp dan kertas
b. Bangunan
c. Plywood
d. Mebel
e. Lantai
f. Dinding
g. Bantalan kereta api
h. Kosen-kosen
i. Kotak pembungkus
j. Alat olahraga dan musik
k. Tiang listrik dan telepon
l. Kapal
m. Patung dan kerajinan
n. Finir mewah
o. Korek api
p. Alat gambar
q. Alat tulis
r. Arang
s. Obat-obatan
t. Moulding
Kertas telah terkenal sejak abad kedua sebelum masehi. Kertas pertama kali dibuat oleh orang Tionghoa dari kulit pohon murbey dan bambu. Kemudian setelah kertas banyak diminati masyarakat, bahan kertas beralih ke kapas dan linen. Mulai abad ke delapanbelas orang mencari bahan yang murah dan banyak terdapat. Kira-kira seratus limapuluh tahun yang lalu, Frieddrich Gottlob Keller, seorang pekerja Jerman menghasilkan pulp kayu mekanis pertama dengan cara yang sederhana yaitu dengan menumbuk balok-balok kayu sehingga seratnya terpisah-pisah. Kertas kayu pertama kali dibuat dengan cara mencetak pulp kayu temuannya menjadi lapisan-lapisan kertas. Proses kayu tumbuk ini tersebar ke seluruh dunia sebagai proses pembuatan kertas yang paling baik saat itu. Proses pembuatan kertas yang paling mutahir adalah dengan proses kimia.
Bangunan dari kayu sampai saat ini masih banyak kita jumpai. Kayu masih merupakan komponen utama bahan bangunan terutama untuk kusen-kusen, dinding, lantai dan dinding, dimana bangunan dari kayu memiliki nilai artistik yang tinggi dibanding bahan lain.
Kayu masih digunakan sebagai bantalan kereta api karena sifatnya yang tidak memuai oleh panas matahari. Tiang-tiang listrik dan telepon juga masih menggunakan kayu.
Meubel dan perabotan rumah tangga sebagian besar masih menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya, disamping ringan juga memiliki corak yang berbeda dengan bahan meubel lainnya.
Disamping pemanfaatan di atas masih banyak penggunaan produk turunan dari kayu (hasil proses termal dan kimiawi yaitu pencernaan, pembakaran, karbonasi, gasifikasi, pencairan dan sakarifikasi kayu) yang sudah umum kita kenal dan sudah diperdagangkan secara luas, yaitu :
• Ester selulosa digunakan untuk rayon, selofan, serat, lembaran (foil) dan film
• Eter selulosa digunakan sebagai bahan campuran makanan, perekat untuk kertas dinding
• Lignin alkalis digunakan untuk bahan campuran perkayuan damar buatan
• Lignin sulfonat digunakan untuk bahan pelet, bahan dispersi dan pengikat
• Minyak tall digunakan untuk pelarut, bahan baku pernis dan damar tiruan
• Minyak terpentin digunakan untuk pelarut dan bahan baku sintesa
• Minyak damar pinus digunakan untuk bahan baku pernis dan cat
• Etanol digunakan untuk bahan pelarut, bahan baku kimia, dan campuran bahan bakar
• Furfural digunakan untuk pelarut dan bahan baku kimia
• Ragi digunakan untuk bahan makanan
• Sorbitol digunakan digunakan sebagai bahan campuran tablet
• Xilitol digunakan sebagai gula diabetes
• Vanilin digunakan sebagai perencah dan tabir surya
• Dimetil sulfit digunakan sebagai pelarut
• Dimetil sulfoxit digunakan sebagai pelarut
• Ekstrak kulit kayu digunakan untuk bahan penyamak perekat kayu
• Arang kayu sebagai arang aktif untuk memangggang
IV. PENUTUP
Perkembangan ilmu dan teknologi yang tiada henti-hentinya akan mengarahkan perhatian manusia pada pemanfaatan kayu yang lebih banyak lagi ragam dan jumlahnya. Oleh karena itu efisiensi pemakaian kayu dan pembinaan sumberdaya hutan harus dilakukan, kalau tidak, maka bukan kemakmuran yang dinikmati manusia tapi kesengsaraan yang tiada henti.
DAFTAR PUSTAKA
Gerd Wegener. 1988. Kayu Sebagai Bahan Bakar dan Bahan Kimia dalam Menuju Kelestarian Hutan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Glessinger, E. 1949. The Coming Age of Wood. New York.
Kasmudjo. 2002. Teknologi Hasil Hutan. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Pansin, A. J . dan C. de Zeeuw. 1978. Textbook of Wood Technology. Third Edition. McGraw Hill Book Company. New York.
Tapa Darma, I. G. K. 1993. Kayu Dalam Peradaban Manusia. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
--------------------------------------------
RIDWANTI BATUBARA, S. Hut
Fakultas Pertanian
Program Ilmu Kehutanan
Universitas Sumatera Utara
@2002 digitized by USU digital library
Tidak ada komentar:
Posting Komentar