Senin, Juni 22, 2009

Mineral bagi Kehidupan














Mineral dalam sel: Contoh Fe dalam molekul hemoglobin. Zat ini gabungan haem dan globulin. Haem adalah golongan prostetik, globulin adalah protein. Pada gambar ini diperlihatkan gugus haem yang mengandung poros atom Fe (zat besi). Unsur inilah yang membuat hemoglobin dan darah keseluruhan jadi berwarna merah. Gambar ini sebagai perwakilan dari seri ini untuk memperlihatkan salah satu fungsi mineral dalam sel-sel tubuh.


MINERAL adalah bahan anorganik, bahan kimia yang didapat makhluk dari alam, yang asalnya ialah dari tanah. Ada yang larut dalam air lalu masuk tubuh lewat air minum atau air yang dipakai untuk mencuci sayur dan memasak.

MINERAL itu biasanya masuk tubuh dalam bentuk garam, dan lalu digunakan dalam bentuk elektrolit. Elektrolit ialah bentuk ion dari mineral itu, bermuatan listrik positif (+) atau negatif (-). Ada sebagian mineral itu dipakai sel sebagai poros atau inti suatu molekul, ada pula dipakai untuk menghubungkan suatu cabang ke batang suatu molekul.

Banyak unsur dalam tanah itu masuk tubuh lewat saluran pencernaan begitu saja, tanpa diabsorpsi dinding usus. Lalu keluar lagi bersama tinja. Jika mineral itu masuk tubuh bukan lewat saluran makanan, tetapi lewat saluran napas, itu sering akan melekat dan mengendap di antara sel-sel alveolus.

Jika mineral itu melekat pada silia saluran napas akan dicoba kayuhkan lagi ke luar tubuh lewat tekak dan keluar berupa dahak, ingus, atau masuk saluran cerna. Sayang silia hanya terdapat pada ranting tenggorok, tidak ada pada alveolus (gelembung paru). Alveolus ialah tempat pengikatan oksigen oleh darah lalu diangkut ke semua sel. Ada di antara mineral itu berada dalam debu yang sangat halus atau berupa jelaga dalam asap knalpot kendaraan atau cerobong pabrik, yang dapat terhirup bersama gas pernapasan hingga mencapai alveolus.

Karena itu setelah lengket di sana tidak bisa lagi dikeluarkan lewat tekak. Sel-sel peronda pun, makrofaga, bekerja keras seperti tukang sapu jalan raya dan taman kota. Makrofaga itu bertindak sebagai penyedot debu. Di dalam sitoplasma makrofaga itu banyak terdapat lisosom yang bekerja untuk mencernakan bahan yang disedot.

Tetapi sayang makrofaga itu hanya beraninya saja, mereka tak punya enzim untuk mengurai mineral dan jelaga. Maka lisosom di dalam sitoplasma makrofaga itu pun makin lama makin gembung lalu pecah. Makrofaganya sendiri pun mati. Bangkai makrofaga itu dimakan lagi oleh makrofaga lain yang masih hidup. Demikianlah terus berlangsung dalam paru.

Mineral yang tidak bisa dicerna dan akan tetap berada dalam relung paru ialah pasir, kapur, dan serat asbes. Di antara ketiga mineral itu sesungguhnya Ca (calsium, kalsium, zat kapur) penting sekali bagi tubuh, jika masuk lewat saluran cerna. Tetapi, dalam paru tidak bisa dicernakan atau dibuang. Mineral itu pun menumpuk sehingga pada suatu ketika mengganggu kesehatan (calicosis, silicosis, asbestosis).

MINERAL yang masuk tubuh lewat makanan sebagian diabsorpsi oleh dinding usus, dan digunakan untuk berbagai kebutuhan hidup. Mineral yang digunakan oleh tubuh ialah: Fe (ferrum, zat besi), Ca (calcium, zat kapur), Na (natrium), K (kalium), Cl (chlor), Mg (magnesium), P (phosphor, fosfor), S (sulfur, belerang), Zn (zink, seng), I (iodium), F (flor), Co (cobalt), dan St (strontium).

Fe: Banyak terdapat dalam hati, telur, ikan, lokan, kacang-kacangan, sayur, dan sereal. Dalam lambung bereaksi dengan asam lambung HCl membentuk FECl2.

Sekitar 60 persen Fe yang diabsorpsi usus dipakai untuk membikin hemoglobin (Hb), 20 persen lainnya untuk membikin mioglobin otot, dan dalam enzim pernapasan, dan 20 persen lagi disalurkan ke dalam hati, limpa, dan sumsum tulang.

Dalam sumsum disimpan sebagai ferretin dan hemosiderin. Fe yang keluar dari penghancuran eritrosit tidak dibuang, tetapi disimpan berupa ferritin dan hemosiderin juga, lalu dipakai lagi untuk membikin Hb baru.

Sel mukosa usus mengandung apoferritin, lalu gabung dengan Fe yang kemudian diabsorpsi menjadi ferritin. Masuk darah Fe gabung dengan protein darah globulin membentuk transferrin. Yang diabsorpsi dari usus sedikit saja, sebagian besar Fe dalam makanan keluar tubuh lagi. Jadi secara biasa sesungguhnya tubuh tidak kekurangan unsur ini.

Wanita yang sedang haid banyak Fe keluar tubuh, karena itu ia perlu cukup makanan yang mengandung unsur ini. Makanan sehari-hari yang bervariasi sudah cukup memelihara kesehatan tubuh. Jika defisiensi terjadi anemia atau kurang darah (maksudnya eritrosit). Suplemen unsur ini ialah berupa Fe-sulfat. Sehari-hari unsur ini jika kelebihan keluar lewat tinja, keringat, dan bulu atau rambut yang gugur.

Ca: Masuk tubuh lewat makanan dan minuman, seperti susu, keju, sayur, telur, mentega, kacang-kacangan, wortel, dan jeruk. Banyak pula terkandung dalam air putih biasa. Sulit diabsorpsi dari usus, hanya lebih kurang separuh dari yang dimakan dimanfaatkan, selebihnya dibuang lewat tinja. Absorpsi dalam usus kurang jika tubuh kurang vitamin D.

DALAM darah terdapat dalam plasma. Sebagian dalam bentuk ion, sebagian gabung dengan protein. Kadar Ca darah dikontrol tetap oleh hormon paratormon yang digetahkan kelenjar anak gondok. Ca kelebihan dalam jaringan dibuang selain lewat tinja, juga lewat kemih.

Ca berguna untuk membentuk tulang dan gigi. Peranannya yang sangat penting ialah untuk memelihara kelancaran perangsangan saraf dan kerutan otot. Jika defisiensi tulang dan gigi jadi rapuh atau lunak. Rambatan perangsangan juga terganggu, menyebabkan otot suka semut-semutan lalu kejang-kejang.

Pada wanita hamil dan menyusukan, jika pasokan dari makanan kurang, tulang jadi lunak dan tipis, karena unsur ini banyak diabsorpsi untuk kebutuhan janin atau bayi. Dalam air susu ibu banyak sekali terkandung unsur ini, yaitu 1 gram per 1.000 ml. Unsur ini juga berperan dalam proses pembekuan darah dan pembekuan susu. Maka jika defisiensi menyebabkan pembekuan jadi lambat. Pada bayi air susu sulit bergumpal, sehingga sulit pula dicernakan.

P: Untuk memegang peran utama dalam membina struktur dan fisiologi tubuh makhluk. ATP, asam nukleat, membran, protein, dan berbagai enzim mengandung P dalam bentuk ikatan fosfat. Untuk melepaskan glukosa dari glikogen sebagai sumber energi dan untuk mengubah glukosa jadi glukogen yang akan disimpan dalam hati dan otot, perlu gugus fosfat sebagai pelaksana reaksi. Unsur ini diabsorpsi tubuh dari usus berupa ion fosfat. Ion ini ada yang bergabung dengan bahan anorganik ada pula dengan bahan organik. Bahan organik, misalnya, dalam kasein susu, fosfolipida, dan asam nukleat.

Sumber P yang penting ialah susu, keju, telur, daging, ikan, sereal, dan sayur. Dalam sereal unsur ini berada dalam asam fitat, tetapi dalam bentuk ini sulit diabsorpsi. Lagi pula asam ini dapat menghalangi diabsorpsi Fe dan Ca. Gandum mengandung enzim fitase, yang merombak asam fitat menjadi inositol dan asam fosfat. Dalam bentuk garam anorganik unsur ini mudah diabsorpsi dari usus. Dalam darah sangat penting, ikut membina eritrosit dan plasma darah. Kelebihan P sebagian besar dibuang lewat kemih, sebagian kecil lewat tinja.

P juga bertindak sebagai dapar dalam darah dan cairan tubuh. Kebutuhan sehari-hari meningkat pada wanita hamil dan menyusukan. Enzim fosfatase memecah fosfoglukosa dan fosogliserol jadi glukosa dan asam fosfat. Dalam tulang rawan penting untuk proses pembentukan tulang.

Unsur ini juga perlu memelihara kelancaran fungsi ginjal menyaring ampas metabolisme untuk jadi kemih. Enzim fosfatase juga penting digetahkan kelenjar prostat ke dalam air mani. Pada darah pasien kanker prostat kadar enzim ini tinggi, karena itu dapat dipakai sebagai diagnosa apakah prostat seorang pria sudah mengangker atau belum.

Tulang mengandung sekitar 60 persen garam anorganik P dan 40 persen garam organik, terutama dalam bentuk osein. Selain itu dalam tulang ada berbagai unsur mineral lain, yaitu Ca, Mg, Na, K, Str, dan Fe. Mineral dalam tulang berupa apatit, garam Ca-fosfat, dan kapur (CaCO3). Gigi juga banyak mengandung P. Lapisan email dan dentin mengandung Ca-fosfat berkadar tinggi, tapi lebih rendah kadar CaCO3 dibanding tulang. Mineral tulang, termasuk garam fosfat, terus-menerus mengalami perombakan-penumpukan, sesuai dengan kebutuhan dalam metabolisme tubuh.

Mg: Sebagian besar terkandung dalam tulang. Juga berperan untuk kelancaran pekerjaan berbagai enzim. Banyak terdapat dalam makanan berupa sayur dan buah. Jika sumber dari hewan, banyak terdapat dalam susu, ikan, dan daging.

I: Penting untuk membikin hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok. Sumber terutama ikan laut, kerang, dan agar. Anak, ibu hamil dan sedang menyusukan perlu lebih banyak unsur ini dari pada orang dewasa biasa. Rakyat kita kini diharuskan pemerintah dipasok oleh unsur ini lewat garam dapur. Jika defisiensi timbul penyakit gondok dan pertumbuhan anak terhambat atau terganggu.

F: Terdapat dalam jaringan lunak, tulang, dan gigi. Unsur ini banyak terkandung dalam air minum. Jika minum air yang mengandung banyak F berlebihan maka gigi jadi rusak dan berwarna coklat. Namun jika masuk tubuh secara biasa, artinya dalam kadar normal, unsur ini perlu untuk pertumbuhan dan pemeliharaan gigi.

Na: Biasanya didapat tubuh dari makanan laut, dalam senyawa dengan Cl (khlor) berupa garam dapur (NaCl). Orang butuh pasokan garam dapur secara teratur tiap hari, dan ini sudah dirasakan oleh berbagai penduduk dunia sejak zaman purba.

DI Cina sejak tahun 2700 SM sudah terkenal ada usaha besar-besaran merebus air laut untuk jadi garam. Di masa Jepang ketika produksi garam negeri di Pulau Jawa terhenti, penduduk Sumatera ramai-ramai merebus air laut untuk mendapat garam. Ke dalam garam ini kini diwajibkan pemerintah diikutkan unsur I.

Ion Na membina bahan dasar antar sel berbagai jaringan, dan bersama ion K berperan mengatur kelancaran keluar-masuk air dan sari makanan dari dan ke dalam sel. Kelebihan atau sebagai sisa metabolisme unsur ini dibuang lewat kemih. Sebagian ikut pula dibuang lewat peluh dalam upaya tubuh mengatur agar suhu tubuh tetap, juga lewat tinja. Bervariasi kebutuhan orang terhadap NaCl. Penduduk Amerika Serikat memakan 3-6 gram per hari, sedang Jepang 10-15 gram per hari, sama dengan kebutuhan orang ketika berada di gurun yang panas terik, terutama ketika berada di padang arafah tanah suci. Tapi hati-hati jika kelebihan, bisa hipertensi, gangguan kardiovaskuler-ginjal, dan cirrhosis hati.

K: Bekerja sama dengan Na mengatur keseimbangan kadar air sel, dan bersama Na berguna pula untuk mengatur kelancaran keluar-masuk zat makanan dari/ke dalam sel.

N: Berguna untuk membentuk protein, ATP, dan asam nukleat. Tak ada ketiga unsur ini maka tak terbentuk sel, berarti tak ada kehidupan. Unsur ini banyak terkandung dalam sayur, buah, umbi, dan biji. Biasanya masuk tubuh dalam bentuk nitrat (NO3-). Di udara banyak terkandung unsur ini dalam bentuk N2. Oleh kilat dan petir, dan oleh bantuan bakteri, N2 di udara ini diubah jadi NO3-, barulah bisa diisap oleh akar tumbuhan, lalu dipakai untuk menyintesa protein, asam nukleat, vitamin, dan beberapa bahan organik lain. Manusia biasa memberi tumbuhan pupuk yang mengandung banyak nitrat yang dibikin di pabrik, disebut pupuk nitrat. Kelebihan atau jika tergabung dalam ampas metabolisme, unsur ini dibuang dalam bentuk amoniak (NH3), asam urat, dan urea.

Co penting untuk membuat vitamin B12 (cobalamin). Cu perlu untuk pembikinan pigmen Hb. Meski unsur ini tidak ikut membina Hb tetapi untuk pembikinannya unsur ini mutlak harus ada. Darah hewan rendah berwarna biru, karena pigmen pernapasannya mengandung Cu, sebagai ganti Fe pada hewan tinggi yang membuat darah berwarna merah.

Zn untuk kelancaran pmduksi mani. Jika kadar unsur ini kurang dalam tubuh satu indikasi keinfertilan seorang pria. S banyak terkandung dalam berbagai protein dan enzim. S banyak bertindak untuk menjembatani berbagai cabang dengan untaian asam-asam amino suatu molekul protein. Molekul imunoglobulin yang berbentuk seperti huruf Y itu, adalah contoh protein yang memiliki jembatan yang dibina atas unsur S.

Dr Wildan Yatim
Dosen Biologi Sel dan Sitogenetika IKD
Program Pascasarjana
Universitas Padjadjaran, Bandung

Kompas, Jumat
03/08/01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar