Kompas, Minggu, 5/8/2001
PENYAKIT yang satu ini sebenarnya cukup serius. Cuma banyak orang tak menyadari mengidapnya sebelum terjadi sesuatu yang mengakibatkan misalnya pergelangan, panggul atau bisa juga tulang belakangnya patah.
DOKTER Nuhonni A Jatim, SpRM, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan, perapuhan tulang atau osteoporosis merupakan satu penyakit yang sangat banyak ditemukan pada manusia dewasa, terutama pada wanita. "Khususnya wanita yang sudah mengalami menopause harus lebih waspada terhadap masalah ini," ujarnya dalam sebuah ceramah tentang osteoporosis, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mengapa wanita pasca menopause rawan osteoporosis, tak lain karena setelah tidak menstruasi, hormon estrogen tidak lagi berproduksi. "Estrogen sangat penting pada remodelling tulang karena dapat menghambat kerja osteoklas yang berlebihan. Ketika estrogen berkurang, osteoklas tidak ada lagi yang mengontrol sehingga terjadi pengeroposan tulang yang berlebihan yang mengakibatkan timbulnya osteoporosis," jelas dokter Nuhonni.
Perapuhan tulang secara cepat terutama terjadi pada dekade pertama setelah terjadinya menopause akibat penurunan kadar estrogen secara tiba-tiba. Bagi penderita osteoporosis, patah tulang bisa terjadi berulang kali, kalau dia tidak menjaga diri dengan baik.
Pada pria biasanya pengeroposan tulang baru terjadi setelah usia 60 tahun dan proses pengeroposannya relatif lebih lambat dibanding perempuan. Beberapa penyebab perapuhan tulang pada pria adalah defisiensi testoteron, juga osteoporosis yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan serta kekurangan kalsium. Masalah kalsium ini menurut Nuhonni memegang peranan penting dalam pencegahan terhadap terjadinya perapuhan tulang. Penurunan masa tulang, katanya, ditemukan pada wanita menopause yang mengonsumsi kalsium kurang dari 400 mg per hari. "Sebenarnya kandungan makanari standar yang kita konsumsi sehari-hari terdapat sekitar 300 mg kalsium. Tambahan kalsium bisa dilakukan lewat makanan tambahan seperti susu atau keju atau sayuran hijau," jelas dokter Nuhormi lagi.
Pada mereka yang sudah menopause, asupan kalsium sebaiknya dijaga karena pada masa ini untuk pencegahan osteoporosis dibutuhkan kalsium 1.000-1.500 mg per hari. Nuhonni mengingatkan, andai susu yang dipilih sebagai tambahan, sebaiknya dikonsumsi saat perut dalam keadaan istirahat. "Supaya penyerapannya efektif. Minum susu sesudah makan kenyang tidak akan memberi hasil yang baik," kata Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik FKUI/RSCM ini.
Tak cuma susu, keju atau yoghurt yang cukup mengandung kalsium. Sayuran hijau, jeruk, ikan asin (apalagi teri), dan kerang, merupakan sebagian makanan yang mengandung kalsium cukup baik. Karena itu para vegetarian sekalipun tak selalu kekurangan kalsium seperti yang diasumsikan banyak orang bahkan diyakini para ahli. "Saya terrnasuk orang yang berpendapat, vegetarian bisa tercukupi kalsiumnya. Kontroversi memang terjadi tentang hal irii, semuanya dengan argumennya masing-masing," kata Nuhonni.
Terapi pemberian estrogen, merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk mengobati osteoporosis, meski juga ada sementara ahli yang mengingatkan adanya risiko kanker meski persentasenya kecil. Selain kalsium, vitamin D juga sangat baik untuk mencegah osteoporosis. Berjemur di pagi hari dan sore hari sebelum pukul 17.00, merupakan salah satu cara yang mudah dan mudah untuk meningkatkan kepadatan tulang.
Jarang periksa
Karena penyakit ini tidak didahului simptom apa pun, orang sering mengabaikan masalah ini sampai suatu ketika terjadi kecelakaan yang membuat salah satu tulang patah. Padahal di Amerika saja saat ini terdapat lebih 28 juta orang terancam penyakit ini. Dari angka 28 jutayang terancam itu, 80 persen ada pada wanita. Para ahli mengatakan, satu dari dua wanita (di Amerika) di atas usia 50 tahun mengalami patah tulang yang berkaitan dengan osteoporosis dalam masa hidup mereka. Sementara pada pria, perbandingannya adalah satu di antara delapan pria.
Anehnya, banyak orang yang tidak tahu kalau tulangnya sudah keropos atau massa tulangnya berkurang. Menurut survei yang baru-baru ini diadakan; hampir separuh wanita tua di negeri ini ternyata tak pernah melakukan tes osteoporosis. Akibat angka yang demikian tinggi sementara kesadaran masyarakat yang begitu rendah. Dewan Nasiorial untuk Orangtua mengadakan kampanye guna mendidik masyarakat tentang penyakit ini. Sekalian kampanye ini dimaksudkan Supaya masyarakat melakukan tes tulang. "Kami mencoba menyebarluaskan bahwa penyakit ini bukan bagian dari masa tua yang tak bisa dielakkan," kata Dr Ethel Siris, Direktur Toni Stabile Osteoporosis Center di Columbia-Prebyterian Medica Cmter di NewYork. "Banyak yang sebenarnya bisa dilakukan untuk pencegahan, juga Banyak hal untuk melakukan perawatan," lanjut Siris.
Para ahli mengatakan tes kepadatan tulang, untuk mengukur berapa ketebalan tulang di berbagai tempat, merupakan cara yang paling efektif mengukur risiko terhadap osteoporosis. Ann-Margaret, seorang artis berusia 60 tahun selaku juru bicara kampanye tersebut mengatakan, "Saya ingin memberi tahu setiap orang bahwa tes kepadatan ini sangat mudah dan cepat dan tidak menyakitkan." Kepada CNN, dua pekan lalu ia menjamin, "Apa yang perlu Anda lakukan dalam tes itu adalah hanya melepas sepatu Anda."
Susahnya osteoporosis adakalanya bersifat tidak menyeluruh pada semua bagian tulang. Biasanya memang menyebar pada hampir seluruh tulang.
Faktor risiko
Patah tulang akibat trauma yang sangat ringan, merupakan salah satu saja yang patut dicurigai bahwa seseorang terkena osteoporosis. Anda juga harus curiga kalau mendapatkan tubuh seseorang semakin pendek atau mulai membungkuk. Osteoporosis juga harus diwaspadai terjadi bilamana dirasakan adanya nyeri tulang yang merata.
Jika kebetulan Anda mempunyai orangtua dengan riwayat osteoporosis, sebaiknya Anda harus lebih waspada. Kemungkinan Anda mendapatkan penyakit ini pada usia di atas 50 tahun, sangat besar. Apalagi bila Anda mempunyai postur tubuh yang mirip dengan orangtua. Sebagai orang Asia, Anda juga mendapat risiko lebih besar dibandingkan misalnya dengan ras Afrika. Belum lagi kalau Anda berbadan kecil dan kurus.
Bentuk badan yang seperti ini menurut penelitian lebih berisiko terhadap osteoporosis dibanding mereka yang bertubuh besar. Lalu sejumlah penyakit, seperti diabetes, anoreksia dan bulimia, diare kronis, ginjal, dan hati, rawan mengidap penyakit perapuhan tulang. Kepada mereka yang senang merokok dan minum alkohol, risiko mendapatkan penyakit ini lebih besar.
Olahraga dan latihan fisik sangat dianjurkan untuk mencegah datangnya penyakit perapuhan tulang ini. Olahraga yang baik adalah yang mempunyai unsur pembebanan tubuh, seperti jalan kaki, joging, aerobik, juga dansa. (ret)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar