PERUSAHAAN akan maju jika didukung oleh orang yang kompeten dalam bidangnya. Kata-kata sederhana dan klise ini memiliki arti yang sangat dalam. Misalnya, siapakah yang layak disebut kompeten? Apakah kompetensi itu? Bagaimana mengetahui seseorang kompeten atau tidak? Dan bagaimana hubungan antara kompetensi SDM dengan kemajuan perusahaan?
KOMPETENSI dapat diartikan ciri-ciri pengetahuan, ketrampilan dan kepribadian yang diperlukan untuk mencapai performansi yang tinggi. Untuk mendapatkan karakteristik yang dimaksud, dilakukanlah 'penggalian' dengan membandingkan rang-orang yang memiliki performansi tinggi dengan yang performansinya rata-rata. lni pendekatan dari sudut pandang individual.
Pendekatan korporat berangkat dari pola pikir yang agak berbeda walaupun bermuara di tempat yang kurang lebih hampir sama. Ketatnya kompetisi mengharuskan perusahaan mempunyai senjata andalan berupa kompetensi inti (core competencies). Untuk memelihara dan mengembangkan kompetensi inti, dibutuhkan SDM yang dapat mendukung terwujudnya kompetensi itu. Kompetensi inti perusahaan itu kemudian diterjemahkan ke dalam kompetensi individu, yang 'wajib' dimiliki oleh semua anggota organisasi.
Salah satu pendekatan yang mempertemukan keduanya dalam satu muara adalah Competency- Based Human Resource Management (CBHRM), yang mengelola SDM berlandaskan performansi sebagai wujud aktualisasi kompetensi karyawan. Pendekatan ini berangkat dari kritik bahwa acap kebijaksanan pengembangan SDM yang kurang nyambung dengan strategi dan sasaran korporat.
Dalam pendekatan ini, kompetensi merupakan penjabaran sasaran dan strategi korporat, sehingga akan menjadi jembatan pencapaian sasaran dan strategi perusahaan di satu sisi, dan pengembangan dan pemeliharaan kompetensi yang harus dikontribusikan dari sisi SDM. Pendek kata, pengembangan dan pemeliharaan kompetensi SDM berarti pula pemeliharaan dan pengembangan core competencies perusahaan.
Penerapan CBHRM ini memungkinkan pengelolaan sumber daya manusia yang sejalan dengan bisnis dan proses perusahaan, karena integrasi antara pengembangan SDM dengan strategi dan sasaran perusahaan. Konsekuensi logisnya semua fungsi pengembangan SDM diarahkan untuk mengasah kompetensi perusahaan, yang diyakini merupakan pembentuk keunggulan kompetitif perusahaan.
Berbagai fungsi dalam manajemen SDM dapat diintegrasikan di sini. Mulai dari proses seleksi karyawan (competency-based selection), pelatihan dan pengembangan (competency-based training and development), masalah pengelolaan kinerja (competency-based performance management), sampai masalah penggajian (competency-based reward).
Melalui CBHRM, kompetensi SDM akan terdokumentasikan dengan baik, dan dapat dikembangkan searah dengan pemupukan core competencies perusahaan. Kesenjangan kebutuhan dapat diidentifikasikan, sehingga area pengembangan karyawan diketahui.
Dalam implementasinya, sebaiknya memanfaatkan konsultan yang mempunyai keahlian dalam bidang pengembangan organisasi, bukan sekadar lembaga yang bergerak dalam bidang pelatihan, atau competency assessment saja. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan core competencies perusahaan melalui analisa terhadap tujuan dan strategi organisasi serta proses bisnis dan aktivitas-aktivitas utama. Kemudian dilakukan analisa pekerjaan, untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan SDM, serta membuat uraian tolok ukur penjenjangan dari tiap-tiap kompetensi.
Selanjutnya dilakukan competency mapping ke setiap job title yang ada, menentukan gradasi kompetensi, serta penyusunan direktori kompetensi yang mempertemukan tujuan dan strategi perusahaan dengan manajemen SDM.
AB Susanto,
Managing Partner
The Jakarta Consulting Group
Himawan Wijanarko,
GM Strategic Services
The Jakarta Consulting Group
Kompas, Minggu
16/09/2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar