Jumat, Agustus 07, 2009

Bangunan Baru Langgam Tempo Doeloe

KETIKA kebutuhan dan persyaratan dasar rumah seperti luasan tapak (site), kebutuhan, dan dimensi ruang sudah terpenuhi, biasanya keinginan pemilik bangunan berkembang pada penampilan bangunan.

Kecenderungan memilih langgam arsitektur bangunan sangat tergantung pada "selera" yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman.

Saudara Margo Mulyono, warga Jl Prof Suharso 45 Purwokerto, ingin membangun rumah besar pada kaveling cukup luas (20 x 20 meter). Dia ingin agar penampilan bangunannya seperti rumah residen tempo doeloe.

Rumah langgam kolonial (indische) dikenal karena adaptasinya terhadap iklim tropis. Rumah kebanyakan dibangun pada tapak cukup luas. Tata ruangnya berorientasi ke halaman, dengan bukaan lebar dan teras terbuka.

Orientasi ke luar ini akan memberikan suasana lapang dan santai. Tinggi plafon bisa sampai 4-5 meter sehingga sirkulasi udara sangat leluasa. Atap mempunyai kemiringan tajam dilengkapi dengan lubang atap sehingga udara panas di atas plafon dapat cepat dialirkan ke luar.


















Megah

Alternatif rancangan rumah yang diinginkan Saudara Margo, yaitu rumah terdiri atas teras depan (4 x 4 meter), ruang tidur utama (4 x 4), dua ruang tidur anak (masing-masing berukuran 3 x 4), ruang keluarga (4 x 10) dengan orientasi ke taman, ruang makan terbuka dengan teras menghadap taman.

Ruang-ruang servis terdiri atas dapur terbuka (2 x 3 meter), gudang, ruang tidur pembantu, kamar mandi dan cuci, yang berorientasi ke tempat jemur. Lantai bangunan utama dinaikkan 60 cm dari tanah sehingga penghuni leluasa menikmati pemandangan di luar.






















Tinggi plafon 4,5 meter dengan beberapa jendela ganda yang tinggi. Massa bangunan ditarik agak jauh dari pagar sehingga tercipta halaman depan yang luas.

Tujuannya, untuk memberikan cukup ruang pandang sehingga bangunan terlihat lebih megah.

Adapun halaman belakang tidak terlalu luas untuk memberikan kesan intim.

Ir Agung Budi Sardjono MT
Jurusan Arsitektur FT Undip

Suara Merdeka
Minggu, 09/02/03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar