Senin, Agustus 03, 2009

Mewaspadai Bahaya Industri

Menjaga kesehatan tidak ada pengecualian, termasuk bagi pekerja di berbagai bidang industri yang sangat berisiko. Sebabnya, kebanyakan penyakit yang ditimbulkannya baru mulai berulah lama kemudian. Dibutuhkan kewaspadaan terus menerus, mulai dari mengikuti prosedur perlindungan yang ada hingga keharusan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

DI zaman globalisasi seperti sekarang yang semakin berkembang di segala bidang, membuat hampir semua lini kehidupan tak terlepas dari bidang industri. Tak sedikit industri yang memiliki tingkat bahaya tinggi, termasuk bahaya bagi kesehatan para pekerjanya. Sayangnya, tak semua pekerja paham dan waspada bahwa bidang pekerjaan mereka bisa mengakibatkan gangguan kesehatan di kemudian hari, karena memang tidak langsung dirasakan.

Berikut ini sembilan bahaya industri yang penting diketahui:

1. Debu
Debu bisa menjadi suatu masalah serius. Debu bisa berasal dari penggilingan, penghancuran,
pemotongan, atau pengeboran logam, batu, atau batubara. Debu industri dibagi atas debu organik dan debu anorganik.

Debu organik diperoleh dari berbagai sumber yang berasal dari hewan atau tumbuhan, seperti batubara, kulit, tepung, gula, bulu, dan kapas. Kebanyakan debu organik tidak membahayakan karena partikel-partikelnya terlalu besar untuk masuk ke dalam jaringan-jaringan tubuh yang lebih lembut dan halus. Namun, debu organik mungkin akan menimbulkan alergi, iritasi kulit, atau asma. Para penambang batubara bisa saja mengalami pernapasan pendek akibat pengaruh debu batubara dalam paru-paru mereka.

Debu anorganik terutama berasal dari bahan-bahan logam dan mineral. Salah satu yang paling berbahaya adalah silika, yang bisa menyebabkan silikosis (kelainan paru yang disebabkan penimbunan senyawa silikat di dalamnya), dengan gumpalan-gumpalan kecil berserabut di seluruh jaringan paru. Debu tersebut juga bisa menyebabkan penyakit tuberkulosis. Debu asbes juga menyebabkan suatu peradangan dalam paru, disebut asbestosis, dan mungkin rentan terhadap kanker paru. Para pekerja seperti di pabrik-pabrik pemotongan permata, pengeboran, penghasil asbes, pengecoran dan perapian, penggosok, dan pengepakan adalah orang-orang yang terpapar oleh debu asbes dan silika.

Para pekerja di pabrik tekstil yang terpapar debu kapas berisiko terkena bissinosis, suatu penyakit pernapasan yang akan berkembang menjadi bronkhitis kronis dan emfisema (adanya udara dalam jaringan paru). Dalam industri yang menggunakan logam berilium, debu-debunya menyebabkan gangguan pada paru-paru, kulit, hati, dan organ-organ lain.

Para pekerja yang terpapar debu berbahaya harus dilindungi dengan sistem pembuangan atau peralatan penyedotan, atau dengan membasahi debu dengan air atau minyak agar tidak mengepul, selain dengan ventilasi yang baik, serta memakai helm dan masker pernapasan. Namun, meskipun sudah memakai alat pengaman, para pekerja harus menjalani pemeriksaan sinar-X secara rutin untuk mendeteksi ada tidaknya silika atau asbes di dalam paru-paru.

2. Penyakit kulit

Bahan-bahan kimia, kotoran, oli, kuman-kuman, dan lain sebagainya dapat mengiritasi kulit. Penyebab paling utama adalah produk minyak tanah, seperti oli mesin, nafta, atau berbagai komponen oli--- pemotong, cairan pelarut, yang termasuk pelumas, seperti bensin, minyak tanah, dan lainnya.

Bersihkan tubuh segera dengan air dan sabun segera setelah menyelesaikan pekerjaan yang kotor atau berminyak, termasuk sebelum bersentuhan dengan makanan dan minuman. Mungkin Anda perlu sabun khusus untuk menghilangkan bahan-bahan yang sulit dibersihkan dengan sabun biasa. Jangan menghapus minyak di wajah dan tangan, karena minyak dapat merembes ke dalam kulit dan menyumbat pori-pori, menyebabkan jerawat dan iritasi. Cuci minyak lebih dulu dengan air dan sabun, kemudian keringkan dengan handuk.

Gunakan lengan panjang, sarung tangan, dan baju kerja untuk melindungi kulit agar tidlak kena noda. Pastikan semua pelindung tersebut selalu dalam keadaan bersih dengan menggantinya setiap hari. Bila Anda mengalami suatu gangguan di kulit, jangan gunakan sembarang obat. Pastikan memeriksakan ke dokter, karena bisa saja Anda terkena penyakit kulit yang memerlukan obat khusus.








3. Racun

Racun merupakan bahan paling berbahaya bagi kesehatan para pekerja industri, karena saat ini semakin banyak penggunaan bahan-bahan kimia dan sintetis. Keracunan timah dan menghirup asap karbon monoksida merupakan bahaya yang bisa mengakibatkan kematian.

Pekerja industri wajib mengenakan masker, sarung tangan, peralatan pernapasan sebagai pelindung. Ruangan bekerja pun harus memiliki sirkulasi udara yang berjalan baik. Waspada terhadap sakit kepala, muntah, pusing, dan muka yang terasa memerah. Jangan makan atau minum dalam ruangan tempat bahan-bahan beracun berada. Ruangan harus benar-benar bersih. Bersihkan tangan sebersih-bersihnya sebelum makan atau meninggalkan ruang kerja. Periksakan diri ke dokter secara rutin.

Keracunan timah akan mengenai bagian perut, otak, dan sistem saraf. Ada ancaman terjadi kelumpuhan pada otot-otot yang sering digunakan, seperti otot tangan sebelah kanan. Sedangkan keracunan karbon monoksida seringkali tanpa peringatan lebih dulu. Gejala-gejala awal adalah sakit perut, sakit kepala, mual, dan pusing. Dalam kasus yang berat bisa mengakibatkan kematian. Karbon monoksida yang bercampur dengan hemoglobin dalam darah akan mencegah darah mengalirkan oksigen. Karena itu, udara bersih dan bahkan tabung oksigen harus tersedia karena efektif mengatasi keracunan tersebut.

4. Infeksi

Para pekerja peternakan sangat rawan terkena bruselosis, yakni penyakit infeksi dengan gejala demam, berkeringat, lemah, nyeri-nyeri yang disebabkan mikro organisme patogen dari genus brucella. Selain itu, juga rawan terkena anthraks, tetanus, rabies, dan penyakit kurap/kadas akibat infeksi jamur.

Meski begitu, ancaman penyakit tersebut bisa diminimumkan, asalkan pekerja selalu mencuci bagian tubuh yang terpapar hewan atau peralatan lain, dan selalu menggunakan sarung tangan saat bekerja. Bila kulit tergores, cepat-cepat cuci dengan air dan sabun dan beri obat antiseptik.

5. Bahaya radiasi

Penggunaan sinar-X sudah lama digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh, dan kini juga untuk terapi kanker. Yang perlu diketahui, bila sinar tersebut terserap terlalu banyak, ternyata juga dapat menyebabkan kanker. Itu sebabnya, industri maupun laboratorium harus mengontrol berbagai macam sinar yang digunakan, karena dapat membahayakan para pekerjanya. Seseorang bisa saja terpapar radiasi dalam jumlah besar bertahun-tahun lamanya tanpa disadarinya, karena sama sekali tidak mengganggu kesehatannya. Namun, hal itu akan memengaruhi genetikanya, sehingga baru ketahuan setelah ada keturunannya yang mengalami suatu gangguan kesehatan.

Sinar-X, logam radium, dan bahan-bahan radioaktif lain menghasilkan jenis-jenis radiasi berbeda. Radiasi dapat menyebabkan (1) kanker atau leukemia; (2) menyebabkan gangguan pada kulit, termasuk 'kulit gosong', kerontokan rambut dan kuku, dan kulit menjadi kecokelatan; (3) memengaruhi organ-organ penghasil darah, juga menyebabkan anemia dan sel-sel darah putih yang tidak cukup. Sebagian darah dapat menyebabkan penyumbatan, sehingga terjadi perdarahan di gusi, saat BAB, dan perdarahan di bawah kulit; dan (4) menyebabkan kemandulan.

Semua pengaruh tersebut bisa muncul lama kemudian, misalnya kanker. Karena kemunculan penyakit yang sangat lama (tidak langsung terasa), pekerja yang selalu terpapar radiasi harus sangat waspada. Lakukan tindakan perlindungan setiap saat.

6. Kelembaban

Para pekerja di pertambangan atau dalam ruang tertutup berisiko mengalami masalah dengan kelembaban yang bisa menyebabkan batuk-batuk, selesma, rematik, dan perubahan di kulit. Para pekerja harus menggunakan pakaian yang tahan air, sepatu karet, dan sarung tangan. Ruangan juga harus dikontrol untuk membuang kelebihan air agar selalu kering.

7. Tekanan udara yang abnormal

Penyelam dan pekerja yang membuat terowongan harus bekerja di bawah tekanan udara yang sangat berat. Mereka bisa sakit akibat dekompresi, yang disebabkan oleh pengurangan tekanan udara yang terlalu cepat, seperti halnya bila seorang penyelam naik terlalu cepat ke permukaan. Keadaan itu bisa saja menyebabkan kelumpuhan sebagian tubuh, namun jarang berakibat kematian. Biasanya korban akan dimasukkan dalam ruangan dekompresi yang tekanannya kemudian diatur ke level normal.

Begitu pun, naik ke ketinggian yang sangat tinggi berarti mendapatkan tekanan udara yang rendah, sehingga sama bahayanya. Harus dilakukan secara bertahap. Para pilot yang terbang naik dengan cepat atau menukik cepat mungkin akan mengalami pusing, dan perubahan tekanan yang hebat bisa meledakkan gendang telinga. Pesawat terbang komersil biasanya telah diberi tekanan udara untuk mencegah pengaruh perubahan ketinggian.

8. Suhu abnormal

Para pekerja yang memakai api, seperti tukang las, pandai besi, dan sebagainya, selalu terpapar dengan suhu sangat tinggi. Hal itu bisa menyebabkan lesu akibat kepanasan dan kejang-kejang. Sedangkan suhu yang sangat rendah bisa menyebabkan radang dingin, gangren, bahkan kematian.

Tablet berlapis garam bisa diberikan untuk mengatasi kehilangan mineral tubuh dari keringat berlebihan. Pekerja harus segera lapor ke dokter bila mengalami suatu gangguan kesehatan.

9. Suara bising dan getaran

Banyak industri yang memakai mesin-mesin bersuara bising dan bergetar kuat. Suara sangat keras dan bising bisa merusakkan pendengaran, selain menimbulkan sakit. Sedangkan akibat getaran sama efeknya dengan mabuk kendaraan. Jantung, paru, organ-organ dalam perut, atau otak punya kemungkinan rusak akibat getaran berlebihan. Namun, penderitanya tidak merasakannya dalam waktu lama. Banyak penelitian dilakukan untuk mengukur batas-batas toleransi dari suara bising dan getaran, bukan hanya untuk melindungi pekerja dari pengaruh serius yang bisa ditimbulkannya, namun juga untuk keperluan industri agar bisa efisien dan produktif.


Healtylife
Edisi 07/VIII - Juli 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar